Sabtu, 06 Agustus 2011

PSIKOLOGI

OLEH:

KELOMPOK III : 1.Ajuan Tuhuteru
2. Masini Sanmas
3. Darno Uma ternate
4. Sitra mey Henaulu
JURUSAN : Komunikasi penyiaran islam
FAKULTAS : DAKWAH USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2010-2011

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Berpikir ”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Karena berkat perjuangan beliau, keluarga dan para sahabatnya-sahabatnya sehingga kita dapat menikmati Indahnya Islam sampai pada hari ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan. Olehnya itu, masukan berupa kritik dan saran sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya..




Ambon, 2 Mey 2011


Kelompok 2






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia dan hewan sama-sama memiliki panca indra. Namun manusia berbeda dari hewan karena akal budi yang di anugrahkan Allah dan kemampuan ‘’berfikir’’ yang memungkinkan untuk mengadakan tinjaun dan pembahasan terhadap berbagi hal dan peristiwa. Hal hal yang diumumkan dari bagian-bagian, dan menyimpulkan berbagai kesimpulan dari premis-premis. Manusia mempunyai kemampuan kognitif yang luar biasa, yaitu berfikir. Meskipun manusia bukanlah satu-satunya manusia yang berfikir, tetapi tidak disangkal bahwa manusia merupakan mahluk berfikir.
Dalam mendefenisikan soal berfikir ini terdapat beberapa macam pendapat, diantaranya ada yang menganggap berfikir sebagai suatu proses asosiasio saja, adapula yang memandang berfikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus dengan respons, ada yang mengemukakan bahwa berfikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih.
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini yaitu:
• Apa itu berfikir
• Dan untuk apa berfikir, kemudian
• Bagaimana orang berfikir








BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berfikir
Berfikir merupakan suatu daya jiwa yang dapat meletakkan hubvungan-hyubungan antara pengetahuan kita. Selain itu, berfikir juga merupakan suatu proses yang “dialektis” artinya selama kita berfikir,k pikiran kiota dalam keadan Tanya jawab, Untuk dapat meletakan hubungan pengetahuan kita. Dalam berfikir kita menggunakan akal yaitu akal [rasio]. Hasil berfikir itu dapat di wujudkan dengan bahasa. Intelegensi yaitu suatu kemampuan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru secara tepat dan tepat . Dalam berpikir kita melebatkan semua proses yang disebut dengan, sensasi, persepsi dan memori.
Berikut adalah pengertian berpikir menurut para ahli; psikologi diantaranya.
 Philip, . harrimon berpikir adalah istila yang luas, dengan berbagai definisi misalnya; Angan-Angan, pertimbangan kreatifitas, pembicaran yang lengkap pemecahan masalah, penentuan, perencanaan, dan sebagianya.
 Drever mengemukan masalah berpikir sebagai berikut; Thingkingi is any Ceurse or train of ideas ini tiated by a probelen. ‘’ Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berpikir bertitik tolak dari adanya persoalan atau proglem yang dihadapi secara individu.
 Floyd l. Ruch dalam bukunya yang berjudul; psychology ond life [igef] berpikir merupakan monipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan mengunakan lambang-lambag tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
 Menurut paul husen dan mark R. Rozenzweig. The Term’Thinking ‘ refres to moni kind of activities that involve the monipolotion of concepts and symbios,representatioms ands events.
 Wason dan johnsohn- laird berpendapat bahwa pada keadan terbaik kita semua dapat berpikir ahli laqika; dalam keadan terjelek, ahli logika semua seperti kita .
Dengan demikian, dari berbagai depenisi yang diungkapkan diatas berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melebarkan pengunaan konsef dan lambing. Sebagai penganti objek dan peristiwa.

B. Bagaimana orang Berfikir ?
Selama kita dalam keadaan jaga, maka gagasan-gagasan akan tercampur dengan ingatan, gambaran fantasi, presepsi dan asosiasi-asosiasi dalam proses berfikir oarng menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lain untuk mendapat pemecahan dari persoalan yang di hadapi. Pengertian-pengertian itu merupakn bahan atau materi yang di gunakan oleh proses berfikir .
 Proses-proses yang di lewati dalam berfikir
1. Proses pembentukan pengertian, yaitu kita menghilangkan cirri-ciri umum dari sesuatu sehingga tinggal cirri-ciri khas dari sesuatu tersebut.
2. Pembentukan pendapat, yaitu fikiran kita menggabungkan (Menguraikan) beberapa pengertian; sehingga menjadi tanda masalah itu.
3. Pembentukan keputusan yaitu, pikiran kita menggabungkan pendapat tersebut.
4. Pembentukan kesimpulan, yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari keputusan yang lain.
 Ada tiga macam untuk membentuk pengertian antara lain :
a. Pengertian pengalaman artinya pengertian yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang berturut-turut
b. Pengertian kepercayaan artinya pengertian terbentuk dari kepercayaan
c. Pengertian logis artinya pengertian yang terbentuk dari tingkat satu ketingkat lain.
Dengan demikian, dengan adanya pengertian, kita dapat berfikir secara teliti cepat dan benar.
 Dalam mengambil kesimpulan ada tiga macam kesimpulan, yaitu :
a. Kesimpulan induksi, yaitu kesimpulan yang ditarik dari peristiwa-peristiwa menuju pada hal-hal yang bersifat umum, atau dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
b. Kesimpulan deduktif , yaitu kesimpulan yang ditarikdari hal umum ke hal yang bersifat khusus, atau dari hokum ke peristiwa.
c. Kesimpulan analogi, yaitu kesimpulan yang di tarik atas dasar adanya persamaan dari sudut keadaan atau peristiwa yang lain. Dilihat dari jalan berfikir, kesimpulan dapat di tarik dari khusus ke khusus .
Secara garis besar ada dua macam berfikir, yaitu :
 Berfikir austistik(melamun) adalah fantasi, mengkhayal, whisful thinking. Sehingga dengan berfikir austistik orang nelarikan diri dari kenyataan dan orang melihat hidup sebagai gambar-gambar fantasi. Berfikir seperti diatas tidak mempunyai tujuan tertentu, dan seringkali di namakan pikiran (berfikir yang tidak terarah).
 Berfikir realistis atau (nalar) atu reasoning , ialah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Floyel L. Ruch berfikir realistic ada tiga macam yaitu :
a) Berfikir deduktif
Berfikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan yakni dari yang umum ke yang khusus.
Dengan demikian berfikir deduktif dapat di rumuskan ‘’ jika A benar, dan B benar maka akan terjadi C’’ .
Contoh :
1. Jika hari ini hujan, saya akan membawa paying
2. Sekarang hari hujan
3. Dengan demikian saya akan membawa payung .
b) Berfikir induktif
Berfikir induktif dimulai dari hal-hal khusus kemudian mengambil kesimpulan umum, dengan cara melakukan cara generalisasi.
Contoh :
1. Saya bertemu dengan Heli, mahasiswa Fikom. Ia pandai bicara.
2. Saya dengan Heli, Yeni, Hamdan, mereka semuanya mahasiswa fikom dan pandai berbicara.
Kesimpulanya mahasiswa Fikom pandai bicara.
Ketepatan berfikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang di jadikan dasar.
c) Berfikir evaluative
Berfikir evaluative ialah berfikir kritis, menilai baik buruknya. Tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berfikir evaluative kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya dengan criteria tertentu yang agak mirip dengan berfikir evaluative yakni berfikir anlogi.
 Menurut perkembangan mutakhir psikologi koognitif, ia mengatakan bahwa manusia lebih sering berfikir tidak logis dari pda berfikir logis seperti berfikir deduktif.
 Kata Marton Hunt (1982:121) ’’ logical reasoning is not our usual-of natural-practice, and the technicaly invalid kinds of reasoningwe generally emplay work rather will in most of everyday situations’’. ( berfikir logis bukanlah kebiasaan kita atau alamiah. Dan cara berfikir yang menurut kaidah logika tidak valid, yang biasanya kita lakukan, justru berjalan agak baik dalam kebanyakan situasi sehari-hari ) .
d) Berfikir analogi
Berfikr analogi adalah berfikir berfikir kira-kira , yang di dasarkan pada kesamaan pengalaman. Pada umumnya orang berfikir menggunakan perbandingan control.
Menurut Robert J. Strenbreg psikologi dari dari yale. Ia meneliti penggunaan analogi (Strebreg,1977). Ia menulis ‘’ kita berfikir secara analogis setiap kali kita menetapkan keputusan tentang sesuatu yang baru dalampengalaman kita, dengan menghubungkan pada sutu yang sama pada masa lalu kita .
Contoh :
Bila kita membeli ikan mas, karena kita menyukai ikan mas yang dulu, atau kita mendengar nasehat kawan, karena nasehat dahulu benar .
 Dalam berfikir ada istilah-istilah antara lain :
1. Pengetahuan artinya , tanggapan–tanggapan pengertian-pengertian, keputusan-keputusan yang dalam jiwa manusia.
2. Akal, akal untuk berfikir atau daya jiwa yang meletakan hubungan antara pengetahuan-pengetahuan.
3. Ilham (whayu) , sesuatu yang di berikan kepada Nabi.
 Proses berfikir menurut beberapa pendapat antara lain :
a. Menurut ilmu asosiasi, yaitu berfikir itu berlangsung secara mekanisme menarik tanggapan-tanggapan yang sejenis dengan tanggapan yang tak sejenis.
b. Menurut ilmu jiwa Apersepsi, yaitu dalam proses berfikir itu jiwa aktif memberikan arah dan mengatur prose situ.
c. Menurut aliran jiwa berfikir, bahwa berfikir merupakan pergaulan antara pengertian-pengertian sehingga proses berfikir di arahakan oleh :
• Soal yang dijumpai
• Berfikir itu menggunakan pemikiran yang kompleks
• Berfikir itu menggunakan bagan
• Berfikir itu menggunakan cara-cara tertentu
Dalam hal berfikir orang kadang-kadang menghadapi sebagian hambatan yang membuatnya melenceng dari jalan yang lurus dan sehingga menghalangi untuk sampai pada relitas yang ingin di capainya. Apabila seseorang banyak mengalami hambatan-hambatan dimana akan membuatnya menjadi statis dan tidak mampu menerima pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran baru. Sehingga pemikiran seseorang menjadi macet dan statis, maka ia akan kehilangan karasteristik utama yang membedakanya dari hewan. Seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur’an antara lain :
a. Q.S. Al-Furqan (25):44
b. Q.S. An-Nahl (16) :108
c. Q.S. AL-Baqrah(2): 2-7
d. Q.S. Ar-Rum (30) : 30
e. Q.S. Al-Araf (7) : 100-101
f. Q.S. Al-Isra (17) :46
g. Q.S. Fushshilat (41) : 5
h. Q.S. Al- An’am (6) :25
i. Q.S. Muhammad (47) :224.

C. Untuk Apa Orang Berfikir ?

 Menurut Rahmat, berfikir di lakukan orang dengan tujuan untuk memahami realita dalam rangka mengambil keputusan (making dicision ) memecahkan masalah (problem solving). Dan menghasilkan sesuatu yang baru (creative thinkin). Dimana memahami relitas berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal.
Adapaun tujuan menurut rahmat adalah :
Menetapkan keputusan (Decesion Making)
Salah satu fungsi berfikir ialah menetapkan keputusan. Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan. Sehingga dari keputusan itu ada yang menentukan masa depan .
Contoh :
1. Ketika Anda menetapakan keputusan masuk fakultas ilmu komunikasi, anda harus tahu nasib anda nanti tidak secerah dokter atau pegawai kecamatan yang mengurus proyek.
2. Ketika anda memutuskan memilih dia, anda siap menerima hidup bersama dia.
Setiap keputusan yang di ambil akan di usul oleh keputusan-keputusan lainya yang berkaitan. ketika belajar keluar negri anda juga harus memutuskan tidak menikah terlebih dahulu, untuk meninggalkan keluarga, untuk hidup sendiri di rantau , dan seterusnya.
Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Tapi ada tanda-tanda umumnya, antara lain :
1. Keputusan merupoakan hsil berfikir, hasil intelektual
2. Keputusan selalu melibatkan berbagai pilihan alternative
3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata , walaupun pelaksanaan boleh di tangguhkan atau di lupakan.
Disamaping tanda –tanda umum mengambil keputusan, dalam mengambil keputusan pun sangat di pengaruhi oleh factor-faktor person dalam menentukan apa yang mau di putuskan itu, antara lain :
1. Kognisi ; yaitu kualitas atau kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
Contoh :
 Bila Anda tahu bahwa daerah X bebaya, anda akanmemutuskan anda tidak akan datang kesan.
 Bila media masa memberitahuakan bahawa mahluk mars datang, anda akan mencoba ingin tahu atau melariakan diri di bawah ranjang (seperti tacit gerhana matahari).

2. Motif, amat mempengaruhi pengambilan keputusan.bila anda memperoleh posisi ytang penting di kantor X, anda akan memutuskan bekerja sama dengan Q
3. Sikap, sikap juga factor penentu lainya. Bila sikap anda negative terhadap kaum buruh, anda tentu memutuskan untuk tidak menggubris protes mereka.

Memecahkan Persoalan (Problem solving)
Umumnya ketika bergerak sesuai dengan kebiasaan, namun suatu ketika ketika kita menghadapi dengan situasi yang tidak dapat di hadapi dengan cara yang yang biasa, disitulah timbul masalah.
 Proses pemecahan masalah berlangsung melalui lima tahap yaitu :
1. Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat sebab tertentu
2. Mencoba menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa lalu
3. Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan masalah yang pernah di ingat atau dapaty di pikirkan. Pada tahap terjadi triad and eror yang disebut dengan penyelesaian mekanik (mechanical soluction)
4. Mulai menggunakan lambing-lambang verbal batau grafis-grafis untuk mengatasi masalah ; mencoba memahami sesuatu yang terjadi. Mencari jawaban, dan menemukan kesimpulan yang tepat : mungkin menggunakan deduksi atau induksi. Tetpi karena jarang memperoleh informasi lengkap, terjadinya lebih sering menggunakan analogi.
5. Tiba-tiba terlintas dalam fikiran anda suatu pemecahan masalah ini disebut Aha Erlebinis (pengalaman aha) atau lebih lazim di sebut insight solution .

 Menurut Usman Najati, langkah-langkah berfikir dalam menyelesaikan (pemecahan masalah) antara lain :
1. Kesadaran akan adanya problem
2. Perhimpunan data mengenai problem yang di hadapi
3. Penyusunan hipotesis
4. Penilaian
5. Penilaian terhadap hipotesis
6. Pengujian kebenaran hipotesis
Hal ini dapat kita temui dalam kisah nabi Ibrahim dalam cara berfikir yang ditempuhnya untuk smapai pada pengetahuan akantuhan yang maha agung dan kuasa yang menciptakan alam aasemesta ini.
Hal ini terdapat dalam Al-Qur’an yakni :
1. Q.S. Al-An-am (6) :74-79
2. Q.S. Ash- Shaffat ( 37) : 95
3. Q.S. Al- Anbiaya (21) :66-67.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah.
Seperti perilaku manusia yang lain, pemecahan masalah dipengaruhi factor-faktor situasional dan personal. Factor situasional terjadi misalnya : pada sifat-sifat masalah, Sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, meilbatkan sedikit atau banyak masalah lain .Kita tidak mengulas factor-faktor situsional secara terperinci.
Contoh factor biologi :
Manusia yang kurang tidur mengalami proses kurang berfikir, begitu pula bila ia terlalu lelah. Selain ada factor biologi, ada factor lain seperti :
1. Motifasi, motifasi yang rendah mengalihkan perhatian, motifasi yang tinggi membatasi feksebelitas
Contoh:
a. Anak yang telalu bersemangat untuk melihat hadiah ulang tahun, sering tidak dapat membuka pita bingkisan.
b. Karena terlalu tegang menghadapi ujian kita tidak sanggup menjawab pertanyaan pada ujian tersebut.

2. Kepercayaan dan sikap yang salah.
Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita. Misalnya ;bila kita percaya kebahagian dapat di peroleh dengan kekayaan material, kita akan kesulitan memecahkan penderitaan bati kita. Kerangka rujukan yang tidak cermat menghadapi efektifitas pemecahan masalah. Sikap yang di fensif misalnya , karena kurang percya pada diri sendiri akan menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan dan mempersukar penyelesaian.
3. Kebiasaan.
Kecenderungan untuk mempertahankan pola berfikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja. Atau kepercayaan yang berlebihan tanpa kritis pada pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efesien.
4. Emosi.
Dalam menghadapi berbagai situasi, tanpa sadar kita terlibat secara emosional. Emosi mewarnai cara berfikir kita,tidak pernah dapat berfikir matang-matang tentang objektif. Sebagai manusia yang utuh kita tidak dapat menyesampingkan emosi.
Emosi bukan hambatan utama, tetapi jika emosi itu sudah mencapai intuititas yang begitu tinggi sehingga menjadi stress. Barulah kita sulit berfikir yang efisien.

Berfikir kretif (creative thinking)
Fungsinya adalah menciptakan sesuatu yang baru(creativity). Dan hanya manusia yang mampu melakukan creativity sepanjang sejarah hidupnya. Berfikir secara kretif berarti berfikir untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang dari dan yang suda ada.
 Menurut James C. Colemean dan Caustance L. Hammen (1974) adalah ‘’thinking which produces new methods, new concepts, new understandings, new invebtions, new work of art.’’
(berfikir kreatif diperlukan mulai dari komunikator yang harus mendesain pesanannya , insinyur yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang menata ferbal dan pesan gratis. Sampai pada pemimpin masarakat masalah social.
Berfikir kreatif harus memiliki tiga syarat :
1) Kreatifitas melibatkan respon atau gagasan yang baru, atau yang secara statistic sangat jarang terjadi
2) Kretifitas adalah yang dapat memecahkan persoalan secara realitas.
3) Kretifitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang osisional, memiliki dan mengembangkannya sebaik mungkin((Mackinam):1962-485)
 Gulford membedakan antara berfikir kreatif dan tidak kreatif dengan konsep berfikir konvergen dan dikonvergen. Dimana ,
a. Berfikir konvergen
Jika kita di Tanya apa ibu kota republic Indonesia? ‘’ anda menjawabnya dengan konvergen yakni, kemampuan untuk memberikan suatu jawaban yang tepat pada pertanyaan yang diajukan. Sedangkan
b. Berfikir divergen
Missalnya jika , anda ditanya, ‘’ apakah perbedaan antara bank dan koperasi? Jawabannya sebutkan sebanyak mungkin’’ anda menjawabnya dengan berfikir divergen, yakni mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban, berfikir konvergen erat kaitanya dengan kecerdasan divergen, dengan kretifitas.
Proses-proses berfikir kreatif :
Para psikolog menyebutkan lima tahap berfikir kreatif , antara lain :
 Orientasi ; artinya masalah di rumuskan, dan aspek-aspek masalah di identifikasi.
 Preparasi; artinya pikiran dimana berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan debgan masalah.
 Inkubasi ; pikiran beristirahat sebentar ketika berbagai pemecahan masalah berhadapan dengan jalan buntut. Dimana tahap ini proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita.
 Iluminasi ; artinya masa inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh macam ilham serangkaian insighk yang memecahkan masalah.
 Verifikasi : artinya tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang di ajukjan pada tahap ke empat.
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi berfikir kreatif
1) Kemampuan kognitif ; termasuk disini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan baru, gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif.
2) Sikap yang terbuka ; orang yang kretif mempersiapkan dirinya menerima stimulus baik internal maupun eksternal.
3) Sikap yangb bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri.













Bab III
Penutup
A. Kesimpulan.
Adapun kesimpulan yang kami cantumkan dalam maklh ini adalah :
1) Perbedaab anatara berpikir kretif dan berpikir tidak kretif dengan konsep berpikir konvergen dan divergen
2) Ketika dalam mengambil kesimpulan harus di prhatikan tiga macam mengambil kesimpulan antara lain:
 Kesimpulan induksi
 Kesimpulan deduktif
 Kesimpulan analogi.

B. Saran
Bagi siapa saja yang membaca makalah ini baik Pak Dosen maipun teman-teman sekalian sangatlah kami harapakan kritik dan saran kritik dan saran bagi bapak maupun teman-teman yang sifatnya membangun , demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar