Kamis, 25 Agustus 2011




A Short Story of  “the trueman”

My complete name is AjuanTuhuteru, Ajuan is my first name and Tuhuteru is my family name .Tuhuteru is derived from my great-grandfather’s name. Ajuan means “the truth” in Chinese or Mandarin language. My grandfather  gives me the name “Ajuan” because they  hope  with this name God willing me to do something true. According to me, I am  so proud of this name, because the “Ajuan in Indonesia, especially in Ambon is very unige. But  in China, “Ajuan” is one of the         
coolest name. So, I hope I can keep the mandate of  this nameto become “the true man”.  People around me usually call me “Arjun”.


I am 20 years old, I was born in north Buano , November, 10th 1991. Buano is my hometown. It is located in SBB (West Seram), North  Buano is one of the village in the district of Waissala in Mollucas. Buano is popular with fish.  The popular food for Buano’s people is “Sagu Bakar” or roasted sagoo.  and Sagu Tumbu” or pound sagoo. “Sagu Bakar” is made from sagoo  or cassava, then roast it in the fire. Whereas, “Sagu Tumbu” or pound sagoo is made from peanuts, walnuts, roastedsagoo powder, andbrown sugar. The popular event for north Buanonese is “Cakalele dance”. It is done to build  newcustomhome.
Now, I live in kompleks IAIN ( STATE ISLAMIC INSTITUTE )of Ambon with my eldest brother to continue my study. I have a happy family. My father is Mr. HamzahTuhuteru, he is passed a way. He is a farmer. My mother is Mrs. HalizahHusemahu, She is  a farmer. I have 5 siblings. 3 sisters and 2 brothers, Kia is my first sister, She is a businesswomen, Hamid is my second brother, He is a bussinessman too, Nur is my third sister, She is a hous wife, Didi is my fourth brother, He is a businessman, and Any is my fifth sister, She is a hous wife. I love my family very much.
I graduated from MAN 1 Ambon. Now I study in STATE ISLAMIC INSTITUTE (IAIN)of Ambon and I study for ISLAMIC BROADCASTING COMMUNICATION (KPI) department
and I’m in thrid semester. I choose this department because, I want to become an Islamic Reporter. My favorite subject is English because I think English is very important as an international language, so I can communicate with the foreigner. I also like English lecturer, because she is very good. In my class, I have a close friend. He is a boy. His name is MUHAMMAD FACHARUL KAISUKU. He is my best friend because he is very kind to me, and he is also easy to intearct with other friends in the class.
In the weekend, I always play football with my friends, because playing football is my hobby. My favorite club  is Realmadrid and my favorite football player is Cristiano Ronaldo. He is from FunchalPortugal . He is 184 cm tall , and he  26 years old . I like him because he is smart in play football and her position in the field is in the right wing or striker. From Christian Ronaldo I can learn that study without getting tired, so I will become a popular person  or the best  one in my study.
I have got best achievement when I went to went to Surabaya and Riau, with “Pencak silat” team from Mallucas. We went there in order to participate in national event of  silat championship” at 2010 and 2011.

I have an ambition in my life that is I want to study hard so I will become a profesinal Islamic Reporter and I can speak english.  I also want to become a profesional national athlete of silat.
My favorite colour is white and green. I like white, because it indicates“peace, apology, self achievement, spirituality, maturity, virginity or chastity, simplicity, perfection, cleanliness,  and light”. I like green becausa  it shows “the color of the earth, physical healing, abundance, wonders, plants and trees, fertility, growth, youth, and is identical with the religion of Islam” . My favorite food is fried rice,I like it because it is delicious and so nice. Then it is  easyto cook ​and it doesn’t spend a lot of money”. My favorite drink  is strawberries juice.
My motto is “DO SOMETHING EASY  BECOME IN CREADIBLE”. It means that do not think that something is easy  to do but think that it is difficult to do, so we always try hard to solve our problem in our life. Thank you, that is about me, goodbye.



















Sabtu, 06 Agustus 2011

AL-QUR’AN DITINGGALKAN, PRAHARA PUN DATANG

Allah subhanaanahu wata’aala berfirman:
“kabarkanlahkepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih,(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan allah.” (Q.S.An-nisaa (4): 138-139)

Banyak orang mengeluh dan meratapi beragam kesulitan yang melilit hidupnya.entah itu kesulitan ekonomi ,masalah rumah tangga,keadaan organisasi atau jamaanya yang terus di terpa isu negative, atau kondisi bangsa yang terpuruk karena dilandak krisis multidimensi.
Beberapa Negara di timur tengga kini mengeluhkan “tsunami” revolusi yang berusaha menumbangkan rezim peguasa-bahkan berhasil memaksa zainal abidin bin ali (Tunisia)dan husni Mubarak (mesir),turun dari tahta kepresidenan.
Namun,pernahkah kita terpikir bahwa semua problematika tersebut sangat erat terkait dengan al-quran.
“Perlakuan Orang Kafir Terhadap Al-quran”
Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw mengadu kepada Rabb-nya, ALLAH swt tentang perlakuan buruk orang-orang musyrik mekah terhadap al-quran.Mereka cuek, tidak peduli dan tidak mau mendegar al-quran sebagai mana firman allah,”dan orang kafir berkata, “ janganlah kamu mendengarkan (bacaan ) al-quran ini dan buatlah ke gaduhan terhadapanya, agar kamu dapat mengalahkan mereka’(qs fushshilat (41);26).
Selain itu, tidak beriman kepada al-qurandan tidak membenarkanya,tidak mendabburi,tidak mengamalkan nilai-nilainya ,tidak melaksanakan perintahnya atau tidak meninggalkan laranganya, adalah termasksud hajru’I quran .
Begitulah perlakuan buruk orang-orang kafir terhadap al-quran .mereka meninggalakan al-quran dengan tidak mau menjalankanya sebagai “ way of life’’,pedoman hidup yang menuntun mereka ke jalan lurus.
“Makna hajru’I qur’an’’
Secara rinci imam ibnu’I qayyim menjelaskan makna dan bentuk hajru’I quran , di antaranya :
1. Tidak mau mendegar al-quran dan tidak mengimani (kebenaran )nya.
2. Tidak mengamalkan al-quran dan tidak melaksanakan kehalalan dan keharaman al-quran meskipun dia rajin membacanya dan mengimaninya.
3. Tidak berhukum kepada al-quran dalam prinsip-prinsip ajaran agama dan cabang-cabangnya , dengan keyakinan bahwa al-quran tidak memberih makna yakin /pasti dan dalil-dalilnya bersifat lafzhi yang tidak menghasilkan ilmu .
4. Tidak mentadabburi la-quran dan tidak berusaha memahami dan mengetahui yang di inginkan oleh allah , sang empunya kalam.]
5. Tidak mau menjadikan al-quran sebagai obat dan tidak mau berobat denganya untuk semua jenis penyakit hati,dengan mencari kesembuhan penyakitnya dari yang lain.



Al-quran di tinggalkan,prahara dating
Dekadensi moral merajalela. Paganisme (penyempahan kepada selain ALLAH,seperti berhala dan sebagainya) menjadi tren masyrakat saat itu .Berbagai bentuk kezaliman mengkultur dan menstruktur. Kemungkaran dan kekejian bak jamur di musim hujan.mereka termarginalkan dalam panggung politik dunia. Walhasil,ketikah al-quran di tinggalakn,prahara pun datang sehingga mereka berada dalam kehidupan jahiliyah – zhulumat (berbagai kegelapan).keadaan akan berubah ketika hidup di bawa naugan al-quran berpegang teguh dengannya.
Allah swt berfirman,”sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari allah, dan kitab yang menerangkan.dengan kitab itulah Allah menujuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan,dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizi-nya,dan menujuki mereka ke jalan yang lurus ,’’(Qs Al-maaidah(5:)15-16)
Jadi, kehidupan individu, rumah tangga dan bangsa jauh dari al-quran pasti akan mendatangkan prahara,membawa kepada kerusakan,kemiskinan,kelemahan,kemuduran dan kehancuran.
Diman-mana yang sering kita dengar lantunan ayat-ayat setan daripada ayat-ayat al-quran generasi mudah muslim lebih banyak mengoleksi lagu dan nyayian dari pada koleksi hafalan ayat-ayat al-quran.
Lihatlah,berapa persen nilai al-quran mewarnai kehidupan rumah tangga kaum muslimin? Berapa banyak masyrakat yang sadar dan yakin akan kebenaran system ekonomi islam non-ribawi yang di tawarkan al-quran ? ada berapa Negara muslim yang mengadopsi ajaran al-quran dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara ?
Jika fenomena hajru’I quran ini mewabah diman-mana,maka bagaiman kita ingin selamat dari prahara? Bagaiman kita mampu menghadirakan rumah tangga yang sakinah,mawaddah warahmah ,jika al-quran merupakan nur (cahaya),rahmat syifaa’(peyembuh),dan huda(petunjuk) ditinggalakn?Bagaimana Negara bias menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur?
Untuk itu , mari kita kembali kepada al-quran ,wahai umata’I quran (umat al-quran)

ilmu dakwah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mesti tahu sejarah Nabi Muhammad SAW. Baik ketika beliau dalam berdakwah maupun ketika hijrah ke madina.
Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi dalam berdakwah untuk selalu kita mencontohi dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa umat islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk dicontohdan ironisnya mereka sama sekali buta akan sejarah dan kehidupan Rasullah SAW.
Untuk itu kami mencoba membuka, dan memaparkan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW. Dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah rasa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang dapat kami paparkan dalam makalah ini antara lain:
1. Sejarah hidup Nabi Muhammad SAW…?
2. Turunnya Wahyu yang pertama…?
3. Nabi Muhammad dalam berdakwa..?
4. Nabi Muhammad SAW hijrah ke Medinah..?
5. Piagam Madinah..?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW di lahirkan pada tanggal 12 rabiul awal atau 20 April 570 M. sebelum beliau di lahirkan ayahnya telah wafat. Oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh beliau kemudian di susui oleh Halima Sa’adiyah. Setelah kakeknya wafat beliau di asuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Salah satu usaha dari Muhammad yang terpenting sebelum di utus menjadi Rasul ia berniaga ke Syam membawa barang-barang Khadijah, perniagan ini menghasilkan laba yang banyak dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dengan khadijah dan kemudian mereka menikah. Waktu itu beliau berumur 25 tahun sedangkan khadijah sudah janda yang berumur 40 tahun.
B. Proses Turunnya Wahyu Yang Pertama
Menjelang usianya yang ke 40, ia sudah terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, berkorteplasi ke gua hira. Yang letaknya beberapa kilometer utara kota Mekah, di sanalah tempat bermula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 M, malaikat jibril muncul menyampaikan wahyu Allah yang pertama yaitu: Q.S. Al-Alaq 1-5
Artinya
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq1-5).
Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Rasul, tapi dia belum diperintahkan untuk menyuruh manusia kepada agama, setelah wahyu pertama itu datang, jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW. Menantikannya dan selalu datang ke Gua hira.
C. Nabi Muhammad Saw Dalam Berdakwah
Dalam proses penantian jibril turun wahyu kepada Rasulullah yang membawa perintah, wahyu itu berbunyi : Q.s. Al-Mudassir: 1-7
Artinya:
Hai orang yang berkemul (berselimut),Bangunlah, lalu berilah peringatan!Dan Tuhanmu agungkanlah!Dan pakaianmu bersihkanlah, Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Menurut Said Quthub, ia menafsirkan ayat 1-7 pada Q.s Al-Mudassir diatas dalah memperingati manusia dan membangunnya: melepaskan dari kejahatan dunia dan kesensaraan akhirat: membinbingnya ke jalan lepas sebelum kasih waktu: ia adalah satu tugas wajib yang sulit dan erat.
Setelah Rasulullah di bebankan dengan tugasnya yang wajib dan berat itu, maka lah membimbingnya agar berhasil dalam tugasnya, yaitu:
1. Mengagumkan Allah, dalam menjalankan tugas itu,beliau harus membesarkan Allah, menyadari dalam ingatnnya bahwa Allah maha Agung, maha besar, sehingga dengan demikian dia akan tabah dan tahan penderitaan dalam menjalankan tugasnya.
2. Mensucikan diri, maksudnya mensucikan jiwa dan hati,mensucikan Ahklak dan amalan. Dalam menjalankan tugasnya, haruslah terlebih dahulu membersihkan dirinya, jiwanya, akhlaknya, hatinya, amal perbuatannya.
3. Menjauhkan syirik. Sekalipun beliau sendiri semenjak sebelum risalah telah menjauhkan syirikdan kejahatan-kejahatan besar, namun bimbingannya lebih di tuju kepadapara juru dakwah setelah Muhammad.
4. Jangan mengharap balas jasa, beliau dibimbing agar mengarap pahala yang banyak dari usahanya itu. Tetapi harus semata mata karena tugas dakwah, tugas risalahnya, dank arena Allah.
5. Sabar menderita. Beliau di bimbing agar sabar dan tabah menderita.
Dakwah pada masa rasul di bagi menjadi 2 zaman :
1. Zaman Mekah
yang di sebut juga periode pembinaan kerajaan Allah dalam hati manusia.
Menurut ahli sejarah Amin Said, dakwah zaman mekah terbagi atas 4 periode,yaitu:
a. Periode rumah tangga
Pada periode ini berlalu selama tiga tahun lamanya dimana pada masa ini Rasulullah menjalankan dakwhnya diam-diam, hanya dengan memberi pelajaran dan petunjuk.
Dalam periode yang pertama ini telah masuk islam istrinya sendiri Syeidah Khadijah .
b. Periode Keluarga
Pada periode ini ketika rasulullah menerima wahyu (Q.S Asy-Syu’ara : 214 – 216)
Artinya:

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.
Jika mereka mendurhakaimu Maka Katakanlah: "Sesungguhnya Aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan";

Kemudian rasulullah SAW mengundang para anggota keluarga beliau yang terdekat untuk makan bersama-sama dirumah beliau. Yang hadir sekitar 40 orang, diantaranya paman beliau, Abu Lahab. Setelah selasai makan rasulullah bersiap-siap hendak menyampaikan risalahnya. Akan tetapi dihalau oleh paman Abu Lahab yang duluan berdiri dan berkata dengan suara lantang kepada hadirin yang hadir pada saat itu.

Suasana semacam itu tidak dibiarkan berlalu begitu saja oleh rasulullah SAW. Setelah beberapa hari sesudah itu beliau mengadakan makan malam sekali lagi.
Kali ini, orang baru selesai makan, rasulullah SAW langsung berdiri tidak memberi peluang lagi dan langsung berbicara yang dimulai dengan memuji Allah dan memohon pertolongan kepadaNya: Al-Hasil yang masuk islam pada periode ini adalah:
1. Ali bin Abu Thalib
2. Zaid bin Hanifah
3. Abu Bakar As-Shodiq dan dengan dakwahnya Abu Bakar As-Shodiq, maka masuklah Usman bin Afan, Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Alif, Sa’ad bin Abi Waqah dan Thalhah bin Ubaidillah.

c. Periode Konfrontasi
Pada periode ini rasulullah melakukan dakwah secara terang-terangan setelah turun ayat:
Artinya:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olok kamu”
Setelah itu mulailah rasulullah berdakwah secara terang-terangan. Tanpa menghiraukan penghinaan dan ancaman. Nabi menjalankan dakwahnya ke segala tempat seperti: Ka’bah, ketempat-tempat orang Quraisy berkumpul, pada musim hari raya, pada segala kesempatan, dimana ia mengajak mereka memeluk agama Allah, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya. Sehingga pengikutnya bertambah banyak yang menyebabkan kaum Quraisy bertindak keras dan kejam.

Faktor-faktor yang mendorong Quraisy menentang seruan islam, yaitu:
1. Persaingan merebut kekuasaan
2. Penyaman antara hak, kasta, bangsawan dan kasta hamba sahaya
3. Takut dibangkitkan dari alam kubur
4. Taklid kepada nenek moyang
5. Memperniagakan patung






d. Periode kekuatan
Pada akhir periode ketiga, yaitu dalam tahun kedelapan Hijriyah, masuknya Hamza dan Umar bin Khatab kedalam agama islam. Yang dimana mereka berdua merupakan pahlawan-pahlawan Quraisy sebelumnya sehingga barisan muslimin menjadi kuat.
Dalam permulaan periode ke-4 H ini, yaitu dalam tahun ke-8 H kaum muslimin untuk pertama kali melakukan ibadah sholat dengan terang-terangan didalam Ka’bah. Pada sebelumnya itu mereka melakukan sholat dengan sembunyi-sembunyi.

2. Zaman Madinah
Pada zaman Madinah disebut juga periode pembinaan kerajaan Allah dalam masyarakat manusia.
Dakwah pada zaman Madinah merupakan lanjutan dari zaman Mekah. Dizaman Madinah ini dakwah islamiyah telah membentuk dirinya menjadi satu kekuatan nyata yang hebat sekali, dimana kaum muslimin dibawah pimpinan juru dakwah agung Muhammad yang merupakan Ansurullah, tentara Allah yang melaksanakan dakwah islamiyah dalam arti seluas kata.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman Madinah, antara lain :
1. Peristiwa Hijrah
2. Jum’at pertama
Pada tanggal 16 Rabiul awal tahun pertama hijriyah (20 Sepetember 622 M) ketika rasul meninggalkan Quba menuju Yasrib, yang kemudian menjadi markas besar dakwah islamiyah dan namanya dirubah menjadi Madinah. Pada tanggal tersebut hari jum’at, sehingga sebelum sampai ke Yasrib tepat disuatu tempat yang bernama lembah Bani Salim, datanglah waktu sholat zuhur dan pada waktu Nabi-nabi mendapat perintah untuk mendirikan sholat jum’at, sebagai sholat jum’at pertama dalam islam. Hal ini sebagai isyarat bahwa telah datang masanya untuk mendirikan Daulah Islamiyah.

3. Mesjid pusat kegiatan
Setelah tibanya rasul dikota Yasrib pada sore hari jum’at tanggal 16 Rabiul Awal pada tahun pertama Hijriyah, terus dimulainya dengan membangun sebuah mesjid, untuk pusat ibadah, pusat pemerintahan, pusat segalakegiatan umat dan untuk markas besar Daulah Islamiyah.

4. Manifesto politik
Setelah proklamasi Negara islam pada tanggal 16 Rabuil Awal tahun pertama Hijriyah dengan ibu kota warga Negara dari Negara baru itu antara lain:
1. Orang-orang Muhajirin
2. Orang-orang Anshar, Khawarij dan kaum Auwah
3. Orang-orang Yahudi yang mendiami Madinah dan sekitarnya
4. Dan sedikitnya orang-orang yang musyrik Arab yang belum masuk islam
5. Persaudaraan Muhajirin dan Anshar
6. Izin Jihad
a. Membela diri
b. Melindungi Dakwah
7. Risalah-risalah dakwah
8. Kedatangan delegasi-delegasi
9. Khutbah Arafah yang penting
10. Khutbah dakwah terakhir .







D. Piagam Madinah

Isi piagam Madinah:
1. Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberikan kenyamanan bagi orang yang patuh.
2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
3. Menjadi suatu kewajiban baku penduduk Madinah dan Yahudi untuk saling membantu dan menolong
4. Saling mengadakan kerjasama dengan mempertahankan negeri Madinah dari segala serangan


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah nabi Muhammad merupakan Nabi dan Rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang benar dengan perjuangan yang gigih. Sehingga beliau berhasil merubah kebisaan umat manusia dan keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah Allah SWT.
Dan bagaimana kit sebagai umat islam menjadikn beliau sebagai contoh dan suri teladan bagi kita dalam kehidupan kita sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga,agama,masyarakat, dan bernegara.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami paparkan dalam makalah ini adalah agar kita dapat lebih mengetahui tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, proses turunnya wahyu yang pertama hijrah Nabi ke Madinah,dan proses pembentukan Negara Madinah sekaligus dapat memahamu isi-isi piagam Madina. Dan apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf.









DAFTAR PUSTAKA


Hasjmy A. Dustur Dakwah menurut Al-Qur’an Jakarta : Bulan Bintang, 1994


Natsir, M. Fiqhud Da’wah. Jakarta, Media Da’wah. 1988


www.dakwah pada masa rasulullah saw.com

PSIKOLOGI

OLEH:

KELOMPOK III : 1.Ajuan Tuhuteru
2. Masini Sanmas
3. Darno Uma ternate
4. Sitra mey Henaulu
JURUSAN : Komunikasi penyiaran islam
FAKULTAS : DAKWAH USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2010-2011

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Berpikir ”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Karena berkat perjuangan beliau, keluarga dan para sahabatnya-sahabatnya sehingga kita dapat menikmati Indahnya Islam sampai pada hari ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan. Olehnya itu, masukan berupa kritik dan saran sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya..




Ambon, 2 Mey 2011


Kelompok 2






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia dan hewan sama-sama memiliki panca indra. Namun manusia berbeda dari hewan karena akal budi yang di anugrahkan Allah dan kemampuan ‘’berfikir’’ yang memungkinkan untuk mengadakan tinjaun dan pembahasan terhadap berbagi hal dan peristiwa. Hal hal yang diumumkan dari bagian-bagian, dan menyimpulkan berbagai kesimpulan dari premis-premis. Manusia mempunyai kemampuan kognitif yang luar biasa, yaitu berfikir. Meskipun manusia bukanlah satu-satunya manusia yang berfikir, tetapi tidak disangkal bahwa manusia merupakan mahluk berfikir.
Dalam mendefenisikan soal berfikir ini terdapat beberapa macam pendapat, diantaranya ada yang menganggap berfikir sebagai suatu proses asosiasio saja, adapula yang memandang berfikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus dengan respons, ada yang mengemukakan bahwa berfikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih.
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini yaitu:
• Apa itu berfikir
• Dan untuk apa berfikir, kemudian
• Bagaimana orang berfikir








BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berfikir
Berfikir merupakan suatu daya jiwa yang dapat meletakkan hubvungan-hyubungan antara pengetahuan kita. Selain itu, berfikir juga merupakan suatu proses yang “dialektis” artinya selama kita berfikir,k pikiran kiota dalam keadan Tanya jawab, Untuk dapat meletakan hubungan pengetahuan kita. Dalam berfikir kita menggunakan akal yaitu akal [rasio]. Hasil berfikir itu dapat di wujudkan dengan bahasa. Intelegensi yaitu suatu kemampuan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru secara tepat dan tepat . Dalam berpikir kita melebatkan semua proses yang disebut dengan, sensasi, persepsi dan memori.
Berikut adalah pengertian berpikir menurut para ahli; psikologi diantaranya.
 Philip, . harrimon berpikir adalah istila yang luas, dengan berbagai definisi misalnya; Angan-Angan, pertimbangan kreatifitas, pembicaran yang lengkap pemecahan masalah, penentuan, perencanaan, dan sebagianya.
 Drever mengemukan masalah berpikir sebagai berikut; Thingkingi is any Ceurse or train of ideas ini tiated by a probelen. ‘’ Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berpikir bertitik tolak dari adanya persoalan atau proglem yang dihadapi secara individu.
 Floyd l. Ruch dalam bukunya yang berjudul; psychology ond life [igef] berpikir merupakan monipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan mengunakan lambang-lambag tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
 Menurut paul husen dan mark R. Rozenzweig. The Term’Thinking ‘ refres to moni kind of activities that involve the monipolotion of concepts and symbios,representatioms ands events.
 Wason dan johnsohn- laird berpendapat bahwa pada keadan terbaik kita semua dapat berpikir ahli laqika; dalam keadan terjelek, ahli logika semua seperti kita .
Dengan demikian, dari berbagai depenisi yang diungkapkan diatas berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melebarkan pengunaan konsef dan lambing. Sebagai penganti objek dan peristiwa.

B. Bagaimana orang Berfikir ?
Selama kita dalam keadaan jaga, maka gagasan-gagasan akan tercampur dengan ingatan, gambaran fantasi, presepsi dan asosiasi-asosiasi dalam proses berfikir oarng menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lain untuk mendapat pemecahan dari persoalan yang di hadapi. Pengertian-pengertian itu merupakn bahan atau materi yang di gunakan oleh proses berfikir .
 Proses-proses yang di lewati dalam berfikir
1. Proses pembentukan pengertian, yaitu kita menghilangkan cirri-ciri umum dari sesuatu sehingga tinggal cirri-ciri khas dari sesuatu tersebut.
2. Pembentukan pendapat, yaitu fikiran kita menggabungkan (Menguraikan) beberapa pengertian; sehingga menjadi tanda masalah itu.
3. Pembentukan keputusan yaitu, pikiran kita menggabungkan pendapat tersebut.
4. Pembentukan kesimpulan, yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari keputusan yang lain.
 Ada tiga macam untuk membentuk pengertian antara lain :
a. Pengertian pengalaman artinya pengertian yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang berturut-turut
b. Pengertian kepercayaan artinya pengertian terbentuk dari kepercayaan
c. Pengertian logis artinya pengertian yang terbentuk dari tingkat satu ketingkat lain.
Dengan demikian, dengan adanya pengertian, kita dapat berfikir secara teliti cepat dan benar.
 Dalam mengambil kesimpulan ada tiga macam kesimpulan, yaitu :
a. Kesimpulan induksi, yaitu kesimpulan yang ditarik dari peristiwa-peristiwa menuju pada hal-hal yang bersifat umum, atau dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
b. Kesimpulan deduktif , yaitu kesimpulan yang ditarikdari hal umum ke hal yang bersifat khusus, atau dari hokum ke peristiwa.
c. Kesimpulan analogi, yaitu kesimpulan yang di tarik atas dasar adanya persamaan dari sudut keadaan atau peristiwa yang lain. Dilihat dari jalan berfikir, kesimpulan dapat di tarik dari khusus ke khusus .
Secara garis besar ada dua macam berfikir, yaitu :
 Berfikir austistik(melamun) adalah fantasi, mengkhayal, whisful thinking. Sehingga dengan berfikir austistik orang nelarikan diri dari kenyataan dan orang melihat hidup sebagai gambar-gambar fantasi. Berfikir seperti diatas tidak mempunyai tujuan tertentu, dan seringkali di namakan pikiran (berfikir yang tidak terarah).
 Berfikir realistis atau (nalar) atu reasoning , ialah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Floyel L. Ruch berfikir realistic ada tiga macam yaitu :
a) Berfikir deduktif
Berfikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan yakni dari yang umum ke yang khusus.
Dengan demikian berfikir deduktif dapat di rumuskan ‘’ jika A benar, dan B benar maka akan terjadi C’’ .
Contoh :
1. Jika hari ini hujan, saya akan membawa paying
2. Sekarang hari hujan
3. Dengan demikian saya akan membawa payung .
b) Berfikir induktif
Berfikir induktif dimulai dari hal-hal khusus kemudian mengambil kesimpulan umum, dengan cara melakukan cara generalisasi.
Contoh :
1. Saya bertemu dengan Heli, mahasiswa Fikom. Ia pandai bicara.
2. Saya dengan Heli, Yeni, Hamdan, mereka semuanya mahasiswa fikom dan pandai berbicara.
Kesimpulanya mahasiswa Fikom pandai bicara.
Ketepatan berfikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang di jadikan dasar.
c) Berfikir evaluative
Berfikir evaluative ialah berfikir kritis, menilai baik buruknya. Tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berfikir evaluative kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya dengan criteria tertentu yang agak mirip dengan berfikir evaluative yakni berfikir anlogi.
 Menurut perkembangan mutakhir psikologi koognitif, ia mengatakan bahwa manusia lebih sering berfikir tidak logis dari pda berfikir logis seperti berfikir deduktif.
 Kata Marton Hunt (1982:121) ’’ logical reasoning is not our usual-of natural-practice, and the technicaly invalid kinds of reasoningwe generally emplay work rather will in most of everyday situations’’. ( berfikir logis bukanlah kebiasaan kita atau alamiah. Dan cara berfikir yang menurut kaidah logika tidak valid, yang biasanya kita lakukan, justru berjalan agak baik dalam kebanyakan situasi sehari-hari ) .
d) Berfikir analogi
Berfikr analogi adalah berfikir berfikir kira-kira , yang di dasarkan pada kesamaan pengalaman. Pada umumnya orang berfikir menggunakan perbandingan control.
Menurut Robert J. Strenbreg psikologi dari dari yale. Ia meneliti penggunaan analogi (Strebreg,1977). Ia menulis ‘’ kita berfikir secara analogis setiap kali kita menetapkan keputusan tentang sesuatu yang baru dalampengalaman kita, dengan menghubungkan pada sutu yang sama pada masa lalu kita .
Contoh :
Bila kita membeli ikan mas, karena kita menyukai ikan mas yang dulu, atau kita mendengar nasehat kawan, karena nasehat dahulu benar .
 Dalam berfikir ada istilah-istilah antara lain :
1. Pengetahuan artinya , tanggapan–tanggapan pengertian-pengertian, keputusan-keputusan yang dalam jiwa manusia.
2. Akal, akal untuk berfikir atau daya jiwa yang meletakan hubungan antara pengetahuan-pengetahuan.
3. Ilham (whayu) , sesuatu yang di berikan kepada Nabi.
 Proses berfikir menurut beberapa pendapat antara lain :
a. Menurut ilmu asosiasi, yaitu berfikir itu berlangsung secara mekanisme menarik tanggapan-tanggapan yang sejenis dengan tanggapan yang tak sejenis.
b. Menurut ilmu jiwa Apersepsi, yaitu dalam proses berfikir itu jiwa aktif memberikan arah dan mengatur prose situ.
c. Menurut aliran jiwa berfikir, bahwa berfikir merupakan pergaulan antara pengertian-pengertian sehingga proses berfikir di arahakan oleh :
• Soal yang dijumpai
• Berfikir itu menggunakan pemikiran yang kompleks
• Berfikir itu menggunakan bagan
• Berfikir itu menggunakan cara-cara tertentu
Dalam hal berfikir orang kadang-kadang menghadapi sebagian hambatan yang membuatnya melenceng dari jalan yang lurus dan sehingga menghalangi untuk sampai pada relitas yang ingin di capainya. Apabila seseorang banyak mengalami hambatan-hambatan dimana akan membuatnya menjadi statis dan tidak mampu menerima pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran baru. Sehingga pemikiran seseorang menjadi macet dan statis, maka ia akan kehilangan karasteristik utama yang membedakanya dari hewan. Seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur’an antara lain :
a. Q.S. Al-Furqan (25):44
b. Q.S. An-Nahl (16) :108
c. Q.S. AL-Baqrah(2): 2-7
d. Q.S. Ar-Rum (30) : 30
e. Q.S. Al-Araf (7) : 100-101
f. Q.S. Al-Isra (17) :46
g. Q.S. Fushshilat (41) : 5
h. Q.S. Al- An’am (6) :25
i. Q.S. Muhammad (47) :224.

C. Untuk Apa Orang Berfikir ?

 Menurut Rahmat, berfikir di lakukan orang dengan tujuan untuk memahami realita dalam rangka mengambil keputusan (making dicision ) memecahkan masalah (problem solving). Dan menghasilkan sesuatu yang baru (creative thinkin). Dimana memahami relitas berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal.
Adapaun tujuan menurut rahmat adalah :
Menetapkan keputusan (Decesion Making)
Salah satu fungsi berfikir ialah menetapkan keputusan. Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan. Sehingga dari keputusan itu ada yang menentukan masa depan .
Contoh :
1. Ketika Anda menetapakan keputusan masuk fakultas ilmu komunikasi, anda harus tahu nasib anda nanti tidak secerah dokter atau pegawai kecamatan yang mengurus proyek.
2. Ketika anda memutuskan memilih dia, anda siap menerima hidup bersama dia.
Setiap keputusan yang di ambil akan di usul oleh keputusan-keputusan lainya yang berkaitan. ketika belajar keluar negri anda juga harus memutuskan tidak menikah terlebih dahulu, untuk meninggalkan keluarga, untuk hidup sendiri di rantau , dan seterusnya.
Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Tapi ada tanda-tanda umumnya, antara lain :
1. Keputusan merupoakan hsil berfikir, hasil intelektual
2. Keputusan selalu melibatkan berbagai pilihan alternative
3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata , walaupun pelaksanaan boleh di tangguhkan atau di lupakan.
Disamaping tanda –tanda umum mengambil keputusan, dalam mengambil keputusan pun sangat di pengaruhi oleh factor-faktor person dalam menentukan apa yang mau di putuskan itu, antara lain :
1. Kognisi ; yaitu kualitas atau kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
Contoh :
 Bila Anda tahu bahwa daerah X bebaya, anda akanmemutuskan anda tidak akan datang kesan.
 Bila media masa memberitahuakan bahawa mahluk mars datang, anda akan mencoba ingin tahu atau melariakan diri di bawah ranjang (seperti tacit gerhana matahari).

2. Motif, amat mempengaruhi pengambilan keputusan.bila anda memperoleh posisi ytang penting di kantor X, anda akan memutuskan bekerja sama dengan Q
3. Sikap, sikap juga factor penentu lainya. Bila sikap anda negative terhadap kaum buruh, anda tentu memutuskan untuk tidak menggubris protes mereka.

Memecahkan Persoalan (Problem solving)
Umumnya ketika bergerak sesuai dengan kebiasaan, namun suatu ketika ketika kita menghadapi dengan situasi yang tidak dapat di hadapi dengan cara yang yang biasa, disitulah timbul masalah.
 Proses pemecahan masalah berlangsung melalui lima tahap yaitu :
1. Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat sebab tertentu
2. Mencoba menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa lalu
3. Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan masalah yang pernah di ingat atau dapaty di pikirkan. Pada tahap terjadi triad and eror yang disebut dengan penyelesaian mekanik (mechanical soluction)
4. Mulai menggunakan lambing-lambang verbal batau grafis-grafis untuk mengatasi masalah ; mencoba memahami sesuatu yang terjadi. Mencari jawaban, dan menemukan kesimpulan yang tepat : mungkin menggunakan deduksi atau induksi. Tetpi karena jarang memperoleh informasi lengkap, terjadinya lebih sering menggunakan analogi.
5. Tiba-tiba terlintas dalam fikiran anda suatu pemecahan masalah ini disebut Aha Erlebinis (pengalaman aha) atau lebih lazim di sebut insight solution .

 Menurut Usman Najati, langkah-langkah berfikir dalam menyelesaikan (pemecahan masalah) antara lain :
1. Kesadaran akan adanya problem
2. Perhimpunan data mengenai problem yang di hadapi
3. Penyusunan hipotesis
4. Penilaian
5. Penilaian terhadap hipotesis
6. Pengujian kebenaran hipotesis
Hal ini dapat kita temui dalam kisah nabi Ibrahim dalam cara berfikir yang ditempuhnya untuk smapai pada pengetahuan akantuhan yang maha agung dan kuasa yang menciptakan alam aasemesta ini.
Hal ini terdapat dalam Al-Qur’an yakni :
1. Q.S. Al-An-am (6) :74-79
2. Q.S. Ash- Shaffat ( 37) : 95
3. Q.S. Al- Anbiaya (21) :66-67.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah.
Seperti perilaku manusia yang lain, pemecahan masalah dipengaruhi factor-faktor situasional dan personal. Factor situasional terjadi misalnya : pada sifat-sifat masalah, Sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, meilbatkan sedikit atau banyak masalah lain .Kita tidak mengulas factor-faktor situsional secara terperinci.
Contoh factor biologi :
Manusia yang kurang tidur mengalami proses kurang berfikir, begitu pula bila ia terlalu lelah. Selain ada factor biologi, ada factor lain seperti :
1. Motifasi, motifasi yang rendah mengalihkan perhatian, motifasi yang tinggi membatasi feksebelitas
Contoh:
a. Anak yang telalu bersemangat untuk melihat hadiah ulang tahun, sering tidak dapat membuka pita bingkisan.
b. Karena terlalu tegang menghadapi ujian kita tidak sanggup menjawab pertanyaan pada ujian tersebut.

2. Kepercayaan dan sikap yang salah.
Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita. Misalnya ;bila kita percaya kebahagian dapat di peroleh dengan kekayaan material, kita akan kesulitan memecahkan penderitaan bati kita. Kerangka rujukan yang tidak cermat menghadapi efektifitas pemecahan masalah. Sikap yang di fensif misalnya , karena kurang percya pada diri sendiri akan menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan dan mempersukar penyelesaian.
3. Kebiasaan.
Kecenderungan untuk mempertahankan pola berfikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja. Atau kepercayaan yang berlebihan tanpa kritis pada pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efesien.
4. Emosi.
Dalam menghadapi berbagai situasi, tanpa sadar kita terlibat secara emosional. Emosi mewarnai cara berfikir kita,tidak pernah dapat berfikir matang-matang tentang objektif. Sebagai manusia yang utuh kita tidak dapat menyesampingkan emosi.
Emosi bukan hambatan utama, tetapi jika emosi itu sudah mencapai intuititas yang begitu tinggi sehingga menjadi stress. Barulah kita sulit berfikir yang efisien.

Berfikir kretif (creative thinking)
Fungsinya adalah menciptakan sesuatu yang baru(creativity). Dan hanya manusia yang mampu melakukan creativity sepanjang sejarah hidupnya. Berfikir secara kretif berarti berfikir untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang dari dan yang suda ada.
 Menurut James C. Colemean dan Caustance L. Hammen (1974) adalah ‘’thinking which produces new methods, new concepts, new understandings, new invebtions, new work of art.’’
(berfikir kreatif diperlukan mulai dari komunikator yang harus mendesain pesanannya , insinyur yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang menata ferbal dan pesan gratis. Sampai pada pemimpin masarakat masalah social.
Berfikir kreatif harus memiliki tiga syarat :
1) Kreatifitas melibatkan respon atau gagasan yang baru, atau yang secara statistic sangat jarang terjadi
2) Kretifitas adalah yang dapat memecahkan persoalan secara realitas.
3) Kretifitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang osisional, memiliki dan mengembangkannya sebaik mungkin((Mackinam):1962-485)
 Gulford membedakan antara berfikir kreatif dan tidak kreatif dengan konsep berfikir konvergen dan dikonvergen. Dimana ,
a. Berfikir konvergen
Jika kita di Tanya apa ibu kota republic Indonesia? ‘’ anda menjawabnya dengan konvergen yakni, kemampuan untuk memberikan suatu jawaban yang tepat pada pertanyaan yang diajukan. Sedangkan
b. Berfikir divergen
Missalnya jika , anda ditanya, ‘’ apakah perbedaan antara bank dan koperasi? Jawabannya sebutkan sebanyak mungkin’’ anda menjawabnya dengan berfikir divergen, yakni mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban, berfikir konvergen erat kaitanya dengan kecerdasan divergen, dengan kretifitas.
Proses-proses berfikir kreatif :
Para psikolog menyebutkan lima tahap berfikir kreatif , antara lain :
 Orientasi ; artinya masalah di rumuskan, dan aspek-aspek masalah di identifikasi.
 Preparasi; artinya pikiran dimana berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan debgan masalah.
 Inkubasi ; pikiran beristirahat sebentar ketika berbagai pemecahan masalah berhadapan dengan jalan buntut. Dimana tahap ini proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita.
 Iluminasi ; artinya masa inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh macam ilham serangkaian insighk yang memecahkan masalah.
 Verifikasi : artinya tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang di ajukjan pada tahap ke empat.
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi berfikir kreatif
1) Kemampuan kognitif ; termasuk disini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan baru, gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif.
2) Sikap yang terbuka ; orang yang kretif mempersiapkan dirinya menerima stimulus baik internal maupun eksternal.
3) Sikap yangb bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri.













Bab III
Penutup
A. Kesimpulan.
Adapun kesimpulan yang kami cantumkan dalam maklh ini adalah :
1) Perbedaab anatara berpikir kretif dan berpikir tidak kretif dengan konsep berpikir konvergen dan divergen
2) Ketika dalam mengambil kesimpulan harus di prhatikan tiga macam mengambil kesimpulan antara lain:
 Kesimpulan induksi
 Kesimpulan deduktif
 Kesimpulan analogi.

B. Saran
Bagi siapa saja yang membaca makalah ini baik Pak Dosen maipun teman-teman sekalian sangatlah kami harapakan kritik dan saran kritik dan saran bagi bapak maupun teman-teman yang sifatnya membangun , demi kesempurnaan makalah berikutnya.

MAKALAH ULUMUL QUR'AN

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Kata i’jaz diambil dari kata kerja ajaza-i’jaz yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah:31 yang berbunyi:
Artinya: ”….mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini” (Al-Maidah:31)
Lebih jauh lagi, Al-Qaththan (dalam Rosihon Anwar, 2000:10) mendefinisikan i’jaz dengan ”memperlihatkan kebenaran Nabi SAW atas pengakuan kerasulannya, dengan cara membuktikan kelemahan orang Arab dan generasi sesudahnya untuk menandingi kemukjizatan Al-Qur’an”. Sedangkan pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mukjizat.
Dalam hal ini mukjizat didefinisikan oleh para pakar agama islam sebagai ”suatu hal atau peristiwa luara biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya, sebagai tantangan bagi orang yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi tidak melayani tantangan itu (Quraish Shihab dalam Rosihon Anwar, 2000:10).
Sedangkan Al-Qaththan (dalam Rosihon Anwar, 2000:11) menyimpulkan bahwa ”Mukjizat itu merupakan suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi”.
Jadi menurut Hamzah (2003:-) mendefinisikan bahwa ”i’jaz Al-Qur’an adalah ilmu Al-Qur’an yang membahas kekuatan susunan lafal dan kandungan Al-Qur’an, sehingga dapat mengalahkan ahli-ahli Bahasa Arab, dan ahli-ahli lainnya.”
2.2 MACAM-MACAM I’JAZ AL-QUR’AN
Dalam sebuah buku yang berjudul ”Al-I’jaz Qur’any fi Wujuhil Muktasyifah”, macam-macam i’jaz Al-Qur’an yan terungkap antara lain: i’jaz balaghi (berita mengenai hal ghaib), i’jaz tasyri’ (perundang-undangan), i’jaz ilmi, i’jaz lughawi (keindahan redaksi Al-Qur’an), i’jaz thibby (kedokteran), i’jaz falaky (astronomi), i’jaz adady (jumlah), i’jaz i’lami (informasi), i’jaz thabi’i (fisika) dan lain sebagainya.
Karena banyaknya berbagai macam i’jaz Al-Qur’an, maka dalam hal ini akan diuraikan beberapa bagian dari macam-macam i’jaz Al-Qur’an yang disebut dalam buku ”Al-I’jazal Qur’any fi wujuhil Muktasyifah”, antara lain:
1. I’jaz Balaghy (berita tentang hal-hal yang ghaib)
Sebagian ulama’ mengatakan bahwa mukjizat Al-Qur’an adalah berita ghaib, contohnya adalah Fir’aun yang mengejar Nabi Musa as, hal ini diceritakan dalam QS. Yunus: 92
Artinya: ”Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami” (QS. Yunus:92)
Berita-berita ghaib yang terdapat pada wahyu Allah SWT yakni Taurat, Injil, dan Al-Qur’an merupakan mukjizat. Berita ghaib dalam wahyu Allah SWT it membuat manusia takjub, karena akal manusia tidak mampu mencapai hal-hal tersebut.
2. I’jaz Lughawy (keindahan redaksi Al-Qur’an)
Menurut Shihab (dalam Rosihon Anwar, 2000:34) memandang segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an dalam 3 aspek, di antaranya aspe k keindahan dan ketelitian redaksinya. Dalam Al-Qur’an dijumpai sekian banyak contoh keseimbangan yang serasi antara kata-kata yang digunakan, yaitu: Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dan antonimnya. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya atau makna yang dikandungnya. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah yang menunjukkan akibatnya.
3. I’jaz ’Ilmi
Di dalam Al-Qur’an, Allah mengumpulkan beberapa macam ilmu, di antaranya ilmu falak, ilmu hewan. Semuanya itu menimbulkan rasa takjub. Beginilah i’jaz Al-Qur’an ilmi itu betul-betul mendorong kaum muslimin untuk berfikit dan membukakan pintu-pintu ilmu pengetahuan.
Menurut Quraish Shihab, banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Qur’an, misalnya: Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri dan cahaya bulan merupakan pantulan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 5.
Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan nafas. Hal itu diisyaratkan dalam firman Allah:
”Barangsiapa yang Allah kehendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dada orang itu untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah dia sedang mendaki ke langit.” (QS. Al-An’am: 125)
Perbedaan sidik jari manusia, sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah SWT:
”Bukan demikian, sebenarnya Kami berkuasa menyusun (kembali) jari-jarinya dengan sempurna.” (QS. Al-Qiyamah: 4)
Aroma manusia berbeda-beda, sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah SWT surat Yusuf ayat 94
Masa penyusunan yang sempurna. Sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah surat Al-Baqoroh ayat 233
Adanya nurani (superego) dan bawah sadar manusia sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah surat Al-Qiyamah ayat 14-15.
Demikianlah petunjuk-petunjuk ilmiyah dan pandangan-pandangan orang yang terdapat dalam Al-Qur’an merupakan hidayah Allah. Oleh sebab itu orang harus memepergunakan akalnya untuk membahas dan memikirkannya. Sayyid Quthb dalam tafsirnya tentang firamnAllah yang berbunyi:
”Mereka bertanya tentang bulan sabit, katakanlah bahwa bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan bagi (ibadah) haji.” (QS. Al-Baqoroh: 189)
4. I’jaz Tasyri’i
Al-Qur’an menetapkan peraturan pemerintah Islam, yakni pemerintah yang berdasarkan musyawarah dan persamaan serta mencegah kekuasaan pribadi. Firman Allah SWT:
”Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” (QS. Ali Imron: 159)
Di dalam pemerintahan Islam, tasyri’i itu tidak boleh ditinggalkan. Al-Qur’an telah menetapkan bila keluar dari tasyri’ Islam itu hukumnya kafir, dzalim, dan fasik. Firman Allah SWT:
”Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka ini adalah orang-orang kafir” (QS. Al-Maidah: 44)
Al-Qur’an menetapkan perkara yang sangat dibutuhkan oleh manusia, yakni agama, jiwa, akal, nasab (keturunan) dan harta benda. Di atas lima perkara ini disusun sanksi-sanksi hukum yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ini dapat dilihat dalam fiqh Islam, yaitu yang bersangkutan dngan jinayat dan huduud.
”Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah masing-masingnya itu seratus kalii dera” (QS. An-Nur: 2)
5. I’jaz ’Adady (Jumlah)
I’jaz ’adady merupakan rahasia angka-angka dalam Al-Qur’an. Seperti dikatakan ”sa’ah” disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam sehari semalam. Selain itu Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit ada tujuh.
Penjelasan ini diulangi sebanyak tujuh kali pula dalam surat Al-Baqoroh: 29, surat Al-Isra’: 44, surat Al-Mukminun: 86, surat Fushshilat: 12, surat Ath-Thalaq: 12, surat Al-Mulk: 3, dan surat Nuh: 15.
Adapula kata-kata yang menunjukkan utusan Tuhan, baik rasul atau nabi atau basyir (pembawa berita gembira) atau nadzir (pemberi peringatan), kesemuanya berjumlah 518 kali. Jumlah ini sama dengan penyebutan nama-nama nabi, rasul, dan pembawa berita yakni 518 kali.
2.3 UNSUR-UNSUR MUKJIZAT
Sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab (dalam Rosihon Anwar, 2000:11), bahwa unsur-unsur mukjizat adalah:
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa.
Peristiwa-peristiwa alam, walaupun menakjubkan, tidak dinamai mukjizat, karena peristiwa tersebut merupakan sesuatu yang biasa, yang dimaksud dengan luar biasa. Yang dimaksud luar biasa adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan sebab akibat yang hukum-hukumnya diketahui secara umum.
1. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang Nabi.
Apabila keluarbiasaan bukan dari seoranag Nabi, tidak dinamai mukjizat. Demikian pula sesuatu yang luar biasa pada diri seseorang yang kelak bakal menjadi Nabi ini pun tidak dinamai mukjizat melainkan irhash dan keluarbiasaan yang terjadi pada seseorang yang taat dan dicintai oleh Allah SWT dinamakan karomah. Bertitik tolak dari keyakinan umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, maka jelas tidak mungkin lagi terjadi suatu mukjizat sepeninggalnya.
1. Mengandung tantangan terhadap mereka yang meragukan nabi
Di saat ini, tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan nabi. Kalau misalnya ia berkata ”batu ini dapat berbicara”, tetapi ketika batu itu berbicara, dikatakannya bahwa ”sang penantang berbohong” maka keluarbiasaan ini bukanlah mukjizat, tetapi Ihanah atau Istidraj.
2. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, berarti pengakuan sang penantang tidak terbukti.
2.4 ASPEK KEMU’JIZATAN AL QUR’AN
Pada umumnya ulama, pengarang dan buku-buku yang berkaitan dengan I’jaz al Qur’an mengemukakan banyak sekali kemukjizatan yang dikandung oleh al Qur’an. Al Qurthuby (w. 256 H/ 1258 M) mengemukakan sepuluh aspek kemukjizatan al Qur’an, yaitu:
1. Aspek bahasanya yang melampaui seluruh cabang bahasa Arab.
2. Gaya bahasanya yang melampaui keindahan gaya bahasa Arab pada umumnya.
3. Keutuhannya yang tidak tertandingi
4. Aspek peraturannya yang tidak terlampaui.
5. Penjelasannya tentang hal-hal yang ghaib hanya dapat ditelusuri lewat wahyu semata.
6. Tidak ada hal yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan (science).
7. Memenuhi seluruh janjinya, baik tentang limpahan rahmat atau ancaman.
8. Pengetahuan yang dikandungnya.
9. Memenuhi keperluan dasar manusia.
10. Pengaruh terhadap qalbu manusia.
Sementara al Baqilani (w. 403 H/ 1013 M) dalam kitabnya I’jazat al Qur’an mengemukakan tiga aspek yaitu tentang 1) ke ummy-an Nabi SAW sebagai pengemban wahyu, 2) berita tentang hal yang ghaib, dan 3) tidak adanya kontradiksi dalam al Qur’an. Rusydi AM mengemukakan bahwa kemukjizatan al Qur’an terletak pada segi fashahah dan balaghah-nya, susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada bandingannya.
Manna al Qaththan mengemukakan tiga pendapat tentang kadar kemukjizatan al Qur’an yaitu:
1. Mu’tazilah menyatakan keseluruhan al Qur’an merupakan mukjizat, bukan sebagian atau beberapa bagian saja.
2. Sebagian ulama lainnya berpendapat kemukjizatan al qur’an terletak pada sebagian kecil atau sebagian besar al Qur’an, tanpa terkait surat. Pendapat ini didasari firman Allah surat at Thur ayat 34 “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.”
3. Ulama lainnya berpendapat kemukjizatan cukup dengan satu surat lengkap, sekalipun hanya surat pendek. Atau dengan satu atau beberapa ayat.
Setelah melalui penelitian yang cermat, akhirnya Manna al Qaththan memutuskan kadar kemukjizatan al Qur’an itu mencakup tiga Aspek yaitu, aspek bahasa, aspek ilmiah dan aspek tasyri’ (penetapan hukum).
Penulis yakin, bahwa setiap pembahasan tentu akan menentukan topiknya sendiri dan menentukan fokus kajian sesuai dengan minat dan temuannya masing-masing. Berdasarkan asumsi inilah penulis mencoba (bereksperimen, mudah-mudahan tidak meleset!) membahas beberapa segi kemukjizatan al Qur’an sebagai bentuk ringkasan dari beberapa pendapat di atas terutama pendapat al Qaththan yang akn penulis kembangkan dan elaborasi lebih jauh.

TUGAS IBD ISD

KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.......Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, krena atas berkat dan rahmatnya sehinga kami dapt menyelasaikan makala ini dengan baik, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada, junjungan nabibesar Muhammad SWA, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dan pada kesempatan ini tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen “ISD” selaku pembina, yang telah mempercatyakan kami untuk mentelasaikan makalah ini dengan judul : DIFERENSIASI SOSIAL.
Kami menyadari bahwa, dalam penulisan makala ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan yang kami miliki, untuki itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makala ini kedepan semoga dapat bergunan bagi kita semua ke depan..

Ambon. 19 – 11 - 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakng
Manusia hidup dalam ikatan kelompok lebih besar daripada ketergantungan makhluk lain manapun. Hakikat kehidupan kelompok adalah interaksi,saling bertukar aktivitas antara anggotanya. Proses interaksi sosial mengerakan dua proses umum lainya :
1.Interaksi sosial
2.Diferensiasi sosial
Kedua proses di atas merupakan proses sosiologi mendasar yang penting artinya, keduanya mempengaruhi prilaku kelompok secara mendalam dan menyeluruh.
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penulisan makalah ini yaitu, sejau mana tingkat pemahaman kita tentang Diferensiasi Sosial, dan bentuk-bentuk Diferensiasi sosial dalam masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Diferensiasi sosial adalah suatu keadaan yang berbeda- beda dalam suatu masyarakat secara horizontal, berdasarkan kriteria tertentu.
Menurut ( Cp North, 1962) Jenis-jenis diferensiasi sosial tersiri atas :
1.Diferensiasi tingkatan (rank Differantiation) hal ini muncul karena adanya ketimpangan distribusi suatu barang yang di butuhkan,(terbatas persediaanya)
2.Diferensiasi Fungsional (fungtional differentiation). Atau pembagian kerja, muncul karena orang melaksanakan pekerjaan yang berlainan
3.Diferensiasi Adat,(custom differentiaton).muncul karena aturan berprilaku yang tepat berbeda menurut situasi tertentu.
B.BENTUK-BENTUK DIFERENSI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Ada empat macam bentuk Diferensiasi sosial, antara lain sebagai berikut :
1.Diferensi sosial berdasarkan perbedaan RAS.
Ras merupakan suatu golongan atau kelompok yang di bedakan dari golongan manusia lainya berdasarkan ciri-ciri fisik.ciri-ciri pisik tersebut antara lain seperti : Warna Kulit, Warna dan bentuk Rambut dan bentuk muka.
Berikut ini merupakan beberapa macam ras yang mendiami wilaya indonesia antara lain :
a.Ras Negro (Negroid)
ciri – ciri ras negro antara lain
- Kulit hitam
- Rambut Keriting
- Tingi Badang Kurang dari 1,50 m
b.Ras Wedda (Weddoid)
ciri-ciri ras wedda antara lain
- Kulit sawa matang
- Rambut hitam ikal
- Hidung pesek
- Tinggi badan kira-kira 1,60 m
c,Ras Neo Melanesoid
Ciri-ciri ras melanosoid antara lain
- Kulit kehitam-hitaman
- Rambut tebal keriting
- Bibir tebal
- Bertubuh tegap
- Tinggi badan antara 1,60-1,70 m
d.Ras Melayu,Atau paleo Mongoloid
ciri-ciri ras melayu
- Kulit Sawa Matang kekung-kunigan
- Rambut hitam Lurus
- Tubuh Kecil
- Tinggi badan antara 1,60 – 1,75 .
2. Diferensi Sosial Berdasarkan Agama
Diferensi sosial berdasarkan perbedaan agama terwujud dalam kenyataan sosial bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu trmasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat. Yang kemudian dalam masyarakat di jumpai dengan sebutan : Umat Islam, Umat kristen dll.
Clifford Geerts membagi masyarakat Islam jawa ke dalam 3 golongan yaitu:
- Golongan Santri
Golongan umat islam yang taat beribadah dan taat dalam mendalami agama islam.
- Golongan Agangon
Golongan masyarakat yang menganut Agama Islam tetapi tidak melaksanakan ajaran secara keseluruhan.
- Golongan Priyayi
Golongan yang berasal dari kaum bangsawan dan terpelajar.
Menurut email durkheim agama adalah suatu sistem kepercayaan beserta praktiknya. Selain pengertian tersebut agama juga dapat menjadi alat pengikat yang tidk melihat perbedaan antara : ras, derajat,suku bangsa, dan perbedaan-perbedaan lainya. Dan pada dasarya agama menganjurkan kerja sama antara pemeluk agama.
A.Sifat Agama
Masalah pokok dalam mencapai suatu Defenisi suatu yang baik adalah dalam menentukan dimana batas-batas gejalah itu harus di tempatkan.
Menurut Rolan Robertson, terdapat dua jenis utama defenisi tentang agama yang di usulkan oleh ilmuan sosial yaitu :
- Defenisi Inklusif
Defenisi ini merupakan agama seluas mungkin,yang memandangnya sebagai setiap sistem keprcayaan dan ritual yang di ressapi dengan kesucian.
Mereka yang menyukai pandangan inklusif pada umumnya melihat agama bukan saja yang di organisasi sekitar konsep tentang kekuatan supernatural.
- Defenisi Ekslusif
Mengatasi istilah agama-pada sistem-sistem kepercayaan yang mempostulatkan eksistensi mahluk, kekuasaan atau kehumanisme, karena tidak mencakup suatu dunia super natural, dan secara otomatis di keluarkan.
Berjalan dengan perkembangan zaman maka di rumuskan agama sebagai suatau sistem kepercayaan dan praktek yang ter organisasi,yang di dasarkan pada keyakinan yang tak terbukti,yang mempsotulatkan adanya makhluk-makhluk, kekuasaan atau kekuatan supr natural yang menguasai dunia fisik dan sosial.
B. Tipe Agam
Wallace mengindentifikasi 4 tipe agama. Evolusioner yang di dasarkan pada gabungan pranata- pranata penutaan antara lain:
a.Agama –Agama shaman
Terdiri dari pranata pemujaan individual dan shamanik
`b. Agama- Agama komunal
Meengandung pranata pemujaan komunal shamanik dan individualistik.
3. Diferensi sosial berdasarkan perbedaan etnik (suku bangsa)
Diferensi sosial berdasarkan perbedaan etnis atau bsukubangsa menunjukan bahwa masyarakat terdiri atas suku bangsa dan kebudayaan masing-masing. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang etnis (suku bangsa).
a.Menurut koejaraningrat
Etnit atau (suku bangsa) adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan yang di kuatkan oleh kesatuan bahasa.
b. Menurut William Kornblum
Entnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu.
c.Menurut Alex Thio
Kelompok etnis adalah sekelompok orang yang saling berbagi kebudayaan tertentu.
d.Bruce J.cohen
Menyatakan bhwa kelompok etnis di bedakan oleh karakteristik budaya yang di miliki oleh para angotanya. Karakteristik tersebut meliputi : Agama, Bahasa dan Kebudayaan.
Perbedaan antara ras dan etnis : Ras di bedakan dalam penampilan fisik,sedangkan etnis di bedakan dalm karakteristik budaya.
4.Diferensiasi sosial berdasarkan jender(Jenis kelamin)
Jender sering di artikan atau di pertentangkan dengan seks, yang secara biologis di defenisikan dalam katagori pria dan wanita atua perbedaan pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin.
Secara awam keduanya bisah di terjemahkan sewbagai jenis kelamin tetapi konotasi keduanya berbeda. Seks lebih menuju pada pengertian biologis sedangkan jender pada makna sosial, studi jender pada dasarnya memperhatikan konstruksi budaya dari dua makhluk hidup yaitu : pria dan wanita.









BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di ambil dari penulisan makalah ini yaitu :
Di dalam pembahasan diferensi sosial, maka kita tidak terlepas dari ke empat macam bentuk diferensi sosial yaitu :
- Ras
- Agama
- Jenis kelamin (jender)
- Suku bangsa.
B.SARAN
Dap[un saran dalam penulisan makalah ini yaitu :
Perlu adanya keseriusan dalam mempelajari tentang diferensiasi sosial serta bentuk-bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat.

TUGAS BHASA INDONESIA

Pembahasan
1. kelas kata, frasa, klausa dan kalimat

1.1 kelas kata
kelas kata( jenis kata)adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam system gramatikal.
Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, kita harus mengenal Janis dan fungsi kelas kata.

 Fungsi kelas kata:
1). Melambanngkan pikiran atau gagasan yang abstrak menjadi konkret,
2). Membentuk bermacam-macam struktur kalimat,
3). Memperjalas makna gagasan kalimat,
4). Mambentuk satuan makna sebuah frasa, klausa, atau kalimat,
5).mengungkapkan gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat
Dipahami dan dinikmati oleh orang lain,
6). Mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan,
Argumentasi, pidato, dan diskusi,
7). Mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima.

 Kelas kata bahasa Indonesia terdiri atas
• Verbal
Verbal dapat dikenali melalui
1. Bentuk morfologis, Bentuk moefologis bapat dibagi lagi mejadi
a. verba dasar(tanpa afiks),missalnya:makan, pergi, duduk, dan tidur.
b.verba turunan
bardaskan banyaknya pembuktian(argumentasi),verba dapat dibedakan ,menjadi:
a.verba transitif disertai objek,verba transitif dibagi menjadi:
-monotransitif
-verba bitransitif
-verba disatritif
2. Perilaku sintaktis,
Berdasarkan perilaku sintkaksis yaitu sifat verba dalam hubungannya dengan kata lain dalam bentuk frasa (kelompok kata), klausa, (anak kalimat), dan kalimat, dengan memperhatikan fungsi, jenis, dan perilaku dalam kalimat (sintaksis).
Berdasarkan fungsi:
Berolah raga menyehat badan. (verba sebagai subjek)
Ia mengajari membaca. (verba sebagai subjek)
Ia merasah tidak bersalah. (verba sebagai pelengkap)
Ia pergi berekreasi. (verba sebagai keterangan)

Berdasarkan jenis dalam hubungan verba dengan nomina:
1. Verba aktif subjek sebagai pelaku.
2. Verba pasif sebagai sasaran atau penderita.
3. Verba antiaktif (urgative) tidak dapat dibentuk menjadi verba aktif.
4. Verba antipasif tidak dapat dibentuk menjadi pasif.
Berdasarkan interaksi verba (perilaku sintaksis, tindakan, atau perbuatan)dengan nomina atau pendampingnya:
1. verba resiprokal
2. verba nonriesiprokal
berdasarkan perpindahan kelas kata:
1. verba denominal (nomina ke berba),
2. verba deadjektif,
3. deadverbial,
• Adjektiva
Adjektiva di tandai dengan dapat didampaingkannya kata lebih, sangant, agak, dan paling.
Berdasarkan bentuknya, adjaktiva di bedahkan menjadi:
1. adjaktiva dasar
2. adjaktiva turunan
3. adjaktiva paduan kata (frasa) dan ada dua macam:
a. subordinatif jika salah satu kata menerangkan kata lainnya,
b. koordinatif setiap kata tidak saling menerangkan
• Nomina
nomina di tandai dengan tidak dapat bergabung dengan kata tidak, tetapi tidak dapat dinegatifkan dengan kata bukan: tidak kekasih seharusnya bukan kelasih. Nomina dapat dibedahkan:
1. berdasarkan bentuknya:
a. nomina dasar
b. nomina turunan
2. bardasarkan subkategori:
a. nomina beryawa (kerbau sapi, manusia) dan tidak beryawa
(bungah, rumah, sungai).
b. Nomina terbilang (lima orang mahasiswa,tiga ekor kuda,
sekuntum bunga),dan tak terbilang ( air laut, awan, langit).
• Pronomina
Pronominal adalah kata yang di pakai untuk mengacu ke nomina lain, berfungsu untuk mengganti nomina. Ada tiga macam pronominal, yaitu:
1. Pronominal persona adalah pronominal yang mengacu kepada orang. Persona pertama tunggal saya, aku, daku, -ku dan persona jama kami. Persona kedua tungggal engkau, kamu, andai, di kau -, -mu dan persona jama kalian, kamu sekalian, anda sekalian. Person ketiga tunggal ia, dia, beliau,-.
2. Pronominal petunjuk :
a. Pronominal penunjuk umum ialah, ini , itu, dan anu.pronomina petunjuk sini, situ, sana.
3. Pronominal penanya adalah pronominal yang di gunakan sebagai pemarka (penanda) pertanyaan. Dari segi makna,ada tiga Janis, yaitu:
a. orang siapa,
b. barang apa menghasilakan turunan mengapa, kenapa, dengan apa.
c. Pihan mana manghasilakan turuna dimana, kemana, darimana, bagaiman dan bilahmana
Pronomina berfungsi untuk menggantikan nomina. Nomina yang digantikan disebut antesede.berdasarkan hubungannya dengan nomina, Promina dapat dibeda-kan atas:
1.pronomina intratekstual dalam hubungan teks yang sama
2. pronomina intratekstual dalam hubungan teks yang berbeda
Berdasarkan referensinya Pronomina dapat dibedakan atas
a. Pronominal takrif
b. Pronominal taktakrif
• Numenaralia
Numeralia dapat diklasifikasi berdasarkan subkategori:
a. Numeralia takrif (tertentu)
b. Numeralia tak takrif (tak tentu)
• Adverbia
Adverbial adalahkata yang memberi keterangan pada verba, adjektiv,
Nomina predikatif, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, adverbial mempunyai
1. Bentuk tunggal (monomorfemis)
2. Bentuk jamak (polimorfemis)
• Interogative
Interrogative berfungsi menggantikan sesuatu yang hendak diketahui
Oleh pembicara atau mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya.
• Demonstrativa
Demonstrativa berfungsi untuk menunjukan sesuatu didalam atau diluar wacana.disebut anteseden.
• Artikula
Artikula berfungsi untuk mendampingi nominadan verba pasif.
• Preposisi
Preposisi adalah kata yang terletak didepan kata lain sehingga berbentukfrasa atau kelompok kata:
1. Preposisi dasar
2. Preposisi turunan
• Konjungsi
Konjugsi berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat ataukalimat yang satu dengan kalimat lain dalam suatu wacana.konjungsi dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Konjungsi intrakalimat
2. Konjungsi ekstrakalimat
• Fatis
Fatis berfungsi untuk memulai, mempertahankan, atau megnukuhkan pembicaraan.
• Interjeksi
lnterjeksi berfungsi untuk mengungkapkan perasaan,terdiri atas dua
jenis:
1. Bentuk dasar
2. Bentuk turunan.

1.2 Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau yang bersifat nonpredikatif, frasa dapat dibeda-bedakan berdasarkan kelas katanya, yaitu:
1. Frasa verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja:
Frasa verbal modifikatif(pewatas)
a. Pewatas belakan
b. Pewatas depan
Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan dengan kata penghubung dan atau atau
Frasa verbal opositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan
2. frasa adjektiif
frasa adjektif adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau keadaan sebagai inti(diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan,seperti:
agak, dapat, harus, kurang, lebih, palingdan sangat.
Frasa adjektif terbagi atas tiga jenis:
1. Frasa verbal modifikatif(membatasi)
2. Frasa verbal koordinatif(menggabungkan)
3. Frasa verbal opositif
3. Frasa Nominal
Frasa nominal adalah kelonpok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan

4. Frasa adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok katayang di bentuk dengan keterangan kata sifat.
5. Frasa Pronominal
Frasa pronominal adalah frasa yang di bentuk dengan kata ganti. Frasa ini terdiri atas tigas jenis .
1. Modifikatif
2. Koordinatif
3. Aposotif
6. Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa ini terdiri atas :
1. Modifikatif
2. Koordinatif
7. Frasa interrogative koordinatif
Fara interrogative koordinatif adalah frasa yang diberintakan pada kata tanya.
Frasa demonstrative koordinatif
Frasa ini dibentuk dengan dua kata yang tidak saling menerangkan.
8. Frasa Proposisional koordinatif
Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling menerangkan.

1.3. klausa
1. Klausa Kalimat Majemuk Setara
Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat. Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif) setiap klausa mempunyai kedudukan yang sama.
2. Klausa kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat (suberdinatif) dibangun dengan klausa yang berfungsi menerangkan klausa lainnya.
3. Klausa Gabungan Kalimat Majemuk Setara dan Kalimat Majemuk bertingkat
Gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat (kalimat subordinatif koordinatif).
2. Kalimat

2.1 pengertian kalimat
kalimat adalah satuan bahasa terkacil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa tulis diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda Tanya.
Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan atau klausa. Jika disusun berdasarkan pengertian diatas, unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian yang tidak dapat dihilangkan, adapula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat dihilangkan itu disebut inti kalimat, sedang bagian yang dapat dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar, dan bagian bukan inti dapat membentuk kalimat luas.

Ciri-ciri kalimat
1. dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan titik, tanda Tanya, atau tanda seru.
2. Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
3. Predikat transitif disertai objek, predikat intrasitif dapat disertai pelengkap.
4. Mengandung pikiran yang utuh
5. Menggunakan urutan yang logis, setiap kata atau kelompojk kata yang mendukung fungsi (subjek, predikat, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
6. Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
7. Dalam paragaraf yang terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubunan, hubungan dijalin dengan konjungsi, pronominal atau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar..
2.2 Unsur-unsur kalimat
2.2.1 Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek dalam kalimat tidak tepat menga-burkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
1. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat amjemuk.
2. Memperjelas makna.
3. Menjadi pokok pikiran
4. Menegaskan (memfokuskan) makna
5. Memperjelas pikiran ungkapan dan
6. Membentuk kesatuan pikiran
 Cirri – cirri subjek
 Jawaban apa atau siapa
 Didahului kata bahwa
 Berupa kata atau frasa benda(nomina)
 Disertai kata ini, atau itu
 Disertai pewatas yang
 Kata sifat didahului kata si atau sang
 Tidak didahului preposisi
 Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan

2.2.2 Predikat
Predikat kalimat dalam kebanyakan muncul secara aksplisit.

Fungsi predikat dalam kalimat:
1. Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggl, kalimat luas, kalimat majemuk
2. Menjadi unsur penjalas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat
3. Menegaskan makna
4. Membentuk kesatuan pikiran
5. Sebagai sebutan

Cirri – cirri predikat
a. Jawaban mengapa,bagaimana
b. Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
c. Dapat didahului keterangan aspek
d. Tidak didahului kata yang
e. Didahului kata adala, ialah, yaitu, yakni
f. Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau bilangan

2.2.3 Objek
Subjek dan predikat cenderungn muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya, kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta siri khas objek itu sendir.predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek.biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i

Objek berfungsi sebagai:
a. Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif
b. Memperjelas makna kalinat
c. Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran
Cirri – cirri objek:
1. Berupa kata benda
2. Tidak didahului kata depan
3. Mengikuti secara langsung dibelakang predikat transitif
4. Jawaban apa atau siapa yang terletak dibelakang predikat transitif
5. Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu difasip- kalimat kan




 Perubahan sosial
1. definisi perubahan sosial
Para sosiolog maupun antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai pembahasan pengertian perubahan – perubahan sosial dan kebudayaan. Supaya tidak timbul kekaburan, pembicaraan akan di batasi lebih dahulu pada perubahan-perubahan sosial. Dengan demikian diinventarisasi rumusan – rumusan adalah seperti di bawah ini:
William F. ogburn berusaha memberikan sesuatu pengerti tertentu, walau tidak memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup perubahan – perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang di tekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Maclver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elemenis yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Semia kegiatan dan ciptaan manusia dapat di klasifikasikan ke dalam kedua kategori tersebut di atas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau system keuangan, merupakan civilization. Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang di buat manusia dalam upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya system-sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum dan terusnya dimasukan ke dalam golongan tersebut.
Culture menurut Maclner adalah akpresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agma,rekreasi dan hubun gan sebuan potret,novel, drama,film,permainan, filsafat dan sebagainya , termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhui kebutuhan manusia.dengan pernyataajn itu ,Maclv termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhui kebutuhan manusia.dengan pernyataajn itu ,Maclver mengeluarkan unsure material dari ruangan lingkup culture. perubahan-prubahan sosial di katakannya sebagai prubahan-perubahan dalam hubungan sosial (sacial relatiomsbips) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
Perubahan kondisii geograpis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyaralat. Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi mana terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ektren.
Definisi lain adalah Seli Seomardjan. Rumusannya adalah segala perubahan-perubahn pada lembag-lembag kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Takanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, perubahn-perubahan mana kemudian mempengaruhi segi-segi struktur lainnya.
2. teori-teori perubahan sosial
Para ahli filsafat, ekonomi dan para sosiolog telah memcoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.
Yang lain berpendapat bahwa perubahan terjadi karena adanya perubahan dalam unsure-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian adapula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodic dan non-periodik. Pokoknya pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kajadian. Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial, tidak akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan ayang paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat di peroleh suatu generalisasi.
Beberapa sosiolag berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubhan pada asapek-aspek kehidupan sosial lainnya, (William F.Ogburnmenekankan pada kondisi teknologis). Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menelorkan perubahan-perubahan sosial.
 HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung dari adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan. Apabila perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas, maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dan perubahan-perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam perubahan mencangkup semua bagiannya yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologis, filsafat, dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.
Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, antara lain:
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembag-lembaga sosial tadi sifatnya interdepeden, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembag-lembag sosial tertentu saja. Proses awal dan proses selanjutnya merupakan suatu rantai.
3. Perubahan-perubahan sosial cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mengcancakup pementapan kaida-kaida dan nilai-nilai lain yang baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebedaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal-balik yang sangat kuat.
5. Secara tipelogis, perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai
a. Social proces
b. Segmentation
c. Structuralchange
d. Changes in group structure
 BEBERAPA BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Perubahan sosial dan kebudayaa dapat dibedakan kedalam bebepara bentuk yaitu:
1. Perubahan lambat dan perubahan gepat
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencan atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usah-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaa dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan masyarakat.
a. Unilinear tbeories of evalution. Teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampaim pada tahap yang sempurna. Pelapor-pelapor teori tersebut antara lain August Comte, Herbert Spencer dan lain-lain.
b. Universal tbeory of evalution menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kabudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
c. Muktilined tbeories of evolution. Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat, misalnya, mengadakan penelitian perihal pengaruh perubahan sisitem pencarian dari sistem berburu ke pertanian, terhadap sistem kekluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan dan seterusnya.

2. Perubahan kecil dan perubahan besar
Agak sulit untuk merumuskan masing-masing pengertian tersebut di atas, karena batas-batas perbedaannya sangat relatif. Sebagai peganggan dapat lah di katakan bahwa prubahan-perubahan kecil adalah perubahan –perubahan yang terjadi pada unsure-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau bersrti bagi masyarakat. Perubahan mode pakaian misalnya,tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan prubahan-perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat. Sebaliknya suatu proses indutstrialisasi yangn berlangsung pada masyarak agraris,misalnya merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat.berbagai lembga-lembaga masyarakat akan ikut terpengaruh misalnya hubungan kerja, system milik tanah, hubungan kekeluargaan stratipikasi masyarakat dan seterusnya

3. Perubahan yang di kehendaki (intended -cbange) atau perubahan yang di rencanakan(planned-cbange)dan perubahan yang tidak di kehendaki (unintended-cbange ) atau perubahan yang tidak di rencanakan (unplanned-cbange)
Perubahan yang di kehendaki atau di rencanakan merupakan perubahan yang di perkirakan atau yang telah di renganakan oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan di namakan agent of cbange, yaitu seseorang atau sekelompok oaring yang mebndapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kenasyarakatan. Agent of cbange memimpin masyarakat dalam mengubsh system sosial.

 FAKTOR-PAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
1. bertanbah atau berkurang penduduk. Pertanbahan penduduk yang sangat cepat di pulau jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
2. penemuan-penemusn baru. Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi atau innovation.
3. pertentangan (conflict) masyarakat makin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentsngsn munkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara dengan kelompok.
4. terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus pada oktober 1917 di rusia telah menyulut terjadinnya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mampu mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang di landaskan pada doktrin Marxis.
1. Sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yana ada di sekitar manusia.
Terjadi gempa bumi, taupan, banjir besar dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meningggalkan tempat tinggalnya.
2. Peperangan
Peperangan dengan negara alin dapat pula menyababkan terjadinya perubahan-perubahan, karena biasa negara yang menang akan memasukan kabudayaanya pada negara yang kalah.
3. Pengaruh kabudayaan masyarakat lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, maka itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal- balik. Artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.

1. faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
a. kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyembaran unsur-unsur kebudayaan dari individu krpada indivudu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Ada dua tife difusi, pertama difusi intra-masyarakat (intrasociety diffusion), dan kedua fusi antar masyarakat (inter-society diffusion). Difusi intra masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:
i. suatu pengakuan bahwa unsure yang baru tersebut mempunyai kegunaan
ii. ada tidaknya unsure-unsur kebudayaan yang mempengaruhi diterimanya atau tidak diterimanya unsure-unsur yang baru
iii. unsure baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar tidak akan diterima
iv. kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan mempengaruhi apakah hasil penemuan itu dengan mudah diterima atau tidak
v. pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut
difusi antar masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa faktor pula, yaitu antara lain
i. adanya kontak-kontak antar masyarakat-masyarakat tersebut
ii. kemampuan untuk mendemontrasikan kemaanfaatan penemuan baru tersebut
iii. pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut
iv. ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru
v. peranan masyarakat yang menyebabarkan penemuan baru di dunia ini
vi. paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru
proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi memperkayakan dan menambah unsur-unsur kebudayaan, yang sering kali memerlukan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan, atau bahkan penggantian lembaga-lembaga kemasyarakatan lama dengan yang baru.
b. System pendidikan formal yang maju. Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berfikir secara ilmiah.
c. Sikap menghargai hasil karya seseoranga dan keinginan-keinginan untuk maju. Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, mak masyaralat akan merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru.
d. Tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (devition), yang bukan merupakan delik.
e. System terbuka lapisan masyarakat (open stratification).
Sistem terbuka mingkin adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
f. Penduduk yang heterogen. Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kabudayaan yang berbeda, ras yang berbeda, adeologi yang berbeda dan seterusnya, mempermudah terjadinya perentangan-perentangan yang mengundang kegoncangan-kegoncangan.
g. Ketidakpuasan masyrakat terdapat bidang-bidamg kehidupan tertentu. Ketidakpuasan yang berlangsung terlalu laman dalam sebuah masyarakat berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.
h. Orientasi kemasa depan.
i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa beriktihar untuk memperbaiki hidupnya.
2. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertahan dengan kuat atau vested interests
e. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat atau kebiasaan

 PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
1. penyesuaian masyarakat terhadap perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan yang diidami-idamkan setiap masyarakat.
2. Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan
Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (avenue orchannel of change) merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan.
3. Disorganisasi (disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi)
a. Pengertian
Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu kesatuan.
b. Suatu gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi
Gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi dalam masyarakat perna dilukis oleh William. I. Thomas dan Florian Znanieecki dalam karya klasiknya yang berjudul the polish peasant in Europo and Amerika. Khusus tentang On disorganization and reorganization meraka membentangkan pengaruh dari suatu masyarakat yang tradisional dan masyarakat yang modern terhadap jiwa para anggotanya.
c. Ketidak serasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (Cultural lag)
Pada masyarakat yang sedang menalami perubahan-perubahan pada unsure-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kalainan yang keimbangan.

 RAH PERUBAHAN (DIRECTION OF CHANGE)
Apabila sesorangan mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahuin kearah mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Yang jelas, perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahna itu bergerak pada sesuatun bentuk yang sama sekali baru, namun mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat Indonesian bergerak arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata, pendidikan, dan industrialisasi yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia, merupakan contah dari ke dua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarkat kita. Guna memperoleh gambaran jelas mengenai arah perubahan termaksud, akan diberikan suatu contoh yang diambil dari Social Changges in Yogyakarta.
Jauh sebelum orang, belanda datang di Indonesia, orang Jawa telah mempunyai lembaga-lembaga pendidikan tradisionalnya. Dalam cerita-cerita wayang sering diceritakan bahwa guru yang bijaksana, mengumpulkan kaum muda sebagai cantriknya ditempat kediamannya serta mengajarkan kepada amereka bagaimana caranya untuk dapat hidup sebagai warga masyarakat yang baik. Cantrik-cantrik tersebut hidup-hidup bersama-sama dengan guru mereka dalam pondak-pondok, dimana mereka bekerja untuk kelangsungan hidupnya dan kehidupan gurunya, sambil menerima ajaran-ajaran sang guru di selah-selah pekerjaan sehari-hari. System tersebut berlangsung berabad-abad lamnya, baik waktu pengaruh hindu, buhda maupun islam masuk, hingga kini. Dengan msuknya pengaruh islam para guru dinamakan kiyai, sedangkan pondok-pondok tersebut dinamakan pesantren yang artinya adalah tempat para santrin (yaitu orang yang mendalami ajaran-ajaran agama islam). Banyak yang berguru pada para kiyai tersebut untuk mempelajari dan memperdalam ajaran agama islam. Oleh larena kiyai hanya mempunyai satu atau beberapa keahlian saja, maka banyak murid-murid yang belajaran pada beberapa orang kiyai, agar mendapatka pengetahuan yang lebih luas. Tidak ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh seseorang yang hendak belajar pada pesantren tersebut, kecuali bahwa dia sunggu-sunggu ingin belanjar dan memenuhi segala apersyaratan yang ditentukan oleh hukum agama. Kehidupan pasantren di atur sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh kiyai. Diluar pasantren, para mudah-mudih dapat pula memperoleh pendidikan keagamaan, misalnya dimasjid-masjid.
 Ringkasan
1. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat,yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya, nilai – nilai, sikap – sikap dan pola – pola perilaku di antara kelompok – kelompok dalam masyarakat.
2. Bentuk – bentuk perubahan, antara lain:
a. Perubahan lambat dan perubahan cepat
b. Perubahan kecil dan perubahan besar
c. Prrubahan yang dikehendaki(intended change)atau perubahan yang direncanakan(planned chang)dan perubahan yang tidak dikehendaki(unintended change)atau perubahan yang tidak di rencanakan(unplanned change)
3. faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan adalah:
a. sebab yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri:
i) bertambah atau berkurangnya penduduk
ii) penemuan – penemuan baru
iii) pertentangan – pertentangan dalam masyaraka
iv) terjadinya pemberontakan atau revolusi dalam tubuh masyarkat itu sediri
b. sebab – sabab yang berasal dari luar masyarakat:
i) sebab yang beerasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
ii) peperangan dengan negara lain
iii) pengaruh kenudayaan masyarakat lain
4. faktor-faktor yang mempengruhi jalannya proses perubahan adalah:
a. faktor-faktor yang mendorong
1. kontak dengan kebudayaan lain
2. system pendidikan yang maju
3. sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
4. toleransi terhadapperbuatan- perbuatan menyimpang
5. sistem lapisan masyarakat yang terbuka
6. penduduk yang heterogen
7. ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang- bidang kehidupan tertetu
8. orientasi ke muka
9. nilai meningkatkan taraf hidup


b. faktor-faktor yang menghambat
1. kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
2. perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
3. sikap masyarakat yang tradisional
4. adanya kepentingan- kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vesteerestsd int
5. rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6. prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing
7. hambatan ideologis
8. nilai pasrah


 Perubahan sosial
1. definisi perubahan sosial
Para sosiolog maupun antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai pembahasan pengertian perubahan – perubahan sosial dan kebudayaan. Supaya tidak timbul kekaburan, pembicaraan akan di batasi lebih dahulu pada perubahan-perubahan sosial. Dengan demikian diinventarisasi rumusan – rumusan adalah seperti di bawah ini:
William F. ogburn berusaha memberikan sesuatu pengerti tertentu, walau tidak memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup perubahan – perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang di tekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Maclver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elemenis yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Semia kegiatan dan ciptaan manusia dapat di klasifikasikan ke dalam kedua kategori tersebut di atas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau system keuangan, merupakan civilization. Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang di buat manusia dalam upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya system-sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum dan terusnya dimasukan ke dalam golongan tersebut.
Culture menurut Maclner adalah akpresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agma,rekreasi dan hubun gan sebuan potret,novel, drama,film,permainan, filsafat dan sebagainya , termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhui kebutuhan manusia.dengan pernyataajn itu ,Maclv termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhui kebutuhan manusia.dengan pernyataajn itu ,Maclver mengeluarkan unsure material dari ruangan lingkup culture. perubahan-prubahan sosial di katakannya sebagai prubahan-perubahan dalam hubungan sosial (sacial relatiomsbips) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
Perubahan kondisii geograpis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyaralat. Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi mana terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ektren.
Definisi lain adalah Seli Seomardjan. Rumusannya adalah segala perubahan-perubahn pada lembag-lembag kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Takanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, perubahn-perubahan mana kemudian mempengaruhi segi-segi struktur lainnya.
2. teori-teori perubahan sosial
Para ahli filsafat, ekonomi dan para sosiolog telah memcoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.
Yang lain berpendapat bahwa perubahan terjadi karena adanya perubahan dalam unsure-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian adapula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodic dan non-periodik. Pokoknya pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kajadian. Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial, tidak akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan ayang paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat di peroleh suatu generalisasi.
Beberapa sosiolag berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubhan pada asapek-aspek kehidupan sosial lainnya, (William F.Ogburnmenekankan pada kondisi teknologis). Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menelorkan perubahan-perubahan sosial.
 HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung dari adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan. Apabila perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas, maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dan perubahan-perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam perubahan mencangkup semua bagiannya yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologis, filsafat, dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.
Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, antara lain:
6. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
7. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembag-lembaga sosial tadi sifatnya interdepeden, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembag-lembag sosial tertentu saja. Proses awal dan proses selanjutnya merupakan suatu rantai.
8. Perubahan-perubahan sosial cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mengcancakup pementapan kaida-kaida dan nilai-nilai lain yang baru.
9. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebedaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal-balik yang sangat kuat.
10. Secara tipelogis, perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai
e. Social proces
f. Segmentation
g. Structuralchange
h. Changes in group structure
 BEBERAPA BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Perubahan sosial dan kebudayaa dapat dibedakan kedalam bebepara bentuk yaitu:
4. Perubahan lambat dan perubahan gepat
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencan atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usah-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaa dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan masyarakat.
d. Unilinear tbeories of evalution. Teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampaim pada tahap yang sempurna. Pelapor-pelapor teori tersebut antara lain August Comte, Herbert Spencer dan lain-lain.
e. Universal tbeory of evalution menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kabudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
f. Muktilined tbeories of evolution. Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat, misalnya, mengadakan penelitian perihal pengaruh perubahan sisitem pencarian dari sistem berburu ke pertanian, terhadap sistem kekluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan dan seterusnya.

5. Perubahan kecil dan perubahan besar
Agak sulit untuk merumuskan masing-masing pengertian tersebut di atas, karena batas-batas perbedaannya sangat relatif. Sebagai peganggan dapat lah di katakan bahwa prubahan-perubahan kecil adalah perubahan –perubahan yang terjadi pada unsure-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau bersrti bagi masyarakat. Perubahan mode pakaian misalnya,tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan prubahan-perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat. Sebaliknya suatu proses indutstrialisasi yangn berlangsung pada masyarak agraris,misalnya merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat.berbagai lembga-lembaga masyarakat akan ikut terpengaruh misalnya hubungan kerja, system milik tanah, hubungan kekeluargaan stratipikasi masyarakat dan seterusnya

6. Perubahan yang di kehendaki (intended -cbange) atau perubahan yang di rencanakan(planned-cbange)dan perubahan yang tidak di kehendaki (unintended-cbange ) atau perubahan yang tidak di rencanakan (unplanned-cbange)
Perubahan yang di kehendaki atau di rencanakan merupakan perubahan yang di perkirakan atau yang telah di renganakan oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan di namakan agent of cbange, yaitu seseorang atau sekelompok oaring yang mebndapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kenasyarakatan. Agent of cbange memimpin masyarakat dalam mengubsh system sosial.

 FAKTOR-PAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
1. bertanbah atau berkurang penduduk. Pertanbahan penduduk yang sangat cepat di pulau jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
2. penemuan-penemusn baru. Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi atau innovation.
3. pertentangan (conflict) masyarakat makin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentsngsn munkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara dengan kelompok.
4. terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus pada oktober 1917 di rusia telah menyulut terjadinnya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mampu mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang di landaskan pada doktrin Marxis.
4. Sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yana ada di sekitar manusia.
Terjadi gempa bumi, taupan, banjir besar dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meningggalkan tempat tinggalnya.
5. Peperangan
Peperangan dengan negara alin dapat pula menyababkan terjadinya perubahan-perubahan, karena biasa negara yang menang akan memasukan kabudayaanya pada negara yang kalah.
6. Pengaruh kabudayaan masyarakat lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, maka itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal- balik. Artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.

3. faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
j. kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyembaran unsur-unsur kebudayaan dari individu krpada indivudu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Ada dua tife difusi, pertama difusi intra-masyarakat (intrasociety diffusion), dan kedua fusi antar masyarakat (inter-society diffusion). Difusi intra masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:
vi. suatu pengakuan bahwa unsure yang baru tersebut mempunyai kegunaan
vii. ada tidaknya unsure-unsur kebudayaan yang mempengaruhi diterimanya atau tidak diterimanya unsure-unsur yang baru
viii. unsure baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar tidak akan diterima
ix. kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan mempengaruhi apakah hasil penemuan itu dengan mudah diterima atau tidak
x. pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut
difusi antar masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa faktor pula, yaitu antara lain
vii. adanya kontak-kontak antar masyarakat-masyarakat tersebut
viii. kemampuan untuk mendemontrasikan kemaanfaatan penemuan baru tersebut
ix. pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut
x. ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru
xi. peranan masyarakat yang menyebabarkan penemuan baru di dunia ini
xii. paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru
proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi memperkayakan dan menambah unsur-unsur kebudayaan, yang sering kali memerlukan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan, atau bahkan penggantian lembaga-lembaga kemasyarakatan lama dengan yang baru.
k. System pendidikan formal yang maju. Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berfikir secara ilmiah.
l. Sikap menghargai hasil karya seseoranga dan keinginan-keinginan untuk maju. Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, mak masyaralat akan merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru.
m. Tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (devition), yang bukan merupakan delik.
n. System terbuka lapisan masyarakat (open stratification).
Sistem terbuka mingkin adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
o. Penduduk yang heterogen. Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kabudayaan yang berbeda, ras yang berbeda, adeologi yang berbeda dan seterusnya, mempermudah terjadinya perentangan-perentangan yang mengundang kegoncangan-kegoncangan.
p. Ketidakpuasan masyrakat terdapat bidang-bidamg kehidupan tertentu. Ketidakpuasan yang berlangsung terlalu laman dalam sebuah masyarakat berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.
q. Orientasi kemasa depan.
r. Nilai bahwa manusia harus senantiasa beriktihar untuk memperbaiki hidupnya.
4. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan
i. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
j. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
k. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
l. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertahan dengan kuat atau vested interests
m. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan
n. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
o. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
p. Adat atau kebiasaan

 PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
1. penyesuaian masyarakat terhadap perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan yang diidami-idamkan setiap masyarakat.
4. Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan
Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (avenue orchannel of change) merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan.
5. Disorganisasi (disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi)
d. Pengertian
Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu kesatuan.
e. Suatu gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi
Gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi dalam masyarakat perna dilukis oleh William. I. Thomas dan Florian Znanieecki dalam karya klasiknya yang berjudul the polish peasant in Europo and Amerika. Khusus tentang On disorganization and reorganization meraka membentangkan pengaruh dari suatu masyarakat yang tradisional dan masyarakat yang modern terhadap jiwa para anggotanya.
f. Ketidak serasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (Cultural lag)
Pada masyarakat yang sedang menalami perubahan-perubahan pada unsure-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kalainan yang keimbangan.

 RAH PERUBAHAN (DIRECTION OF CHANGE)
Apabila sesorangan mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahuin kearah mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Yang jelas, perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahna itu bergerak pada sesuatun bentuk yang sama sekali baru, namun mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat Indonesian bergerak arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata, pendidikan, dan industrialisasi yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia, merupakan contah dari ke dua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarkat kita. Guna memperoleh gambaran jelas mengenai arah perubahan termaksud, akan diberikan suatu contoh yang diambil dari Social Changges in Yogyakarta.
Jauh sebelum orang, belanda datang di Indonesia, orang Jawa telah mempunyai lembaga-lembaga pendidikan tradisionalnya. Dalam cerita-cerita wayang sering diceritakan bahwa guru yang bijaksana, mengumpulkan kaum muda sebagai cantriknya ditempat kediamannya serta mengajarkan kepada amereka bagaimana caranya untuk dapat hidup sebagai warga masyarakat yang baik. Cantrik-cantrik tersebut hidup-hidup bersama-sama dengan guru mereka dalam pondak-pondok, dimana mereka bekerja untuk kelangsungan hidupnya dan kehidupan gurunya, sambil menerima ajaran-ajaran sang guru di selah-selah pekerjaan sehari-hari. System tersebut berlangsung berabad-abad lamnya, baik waktu pengaruh hindu, buhda maupun islam masuk, hingga kini. Dengan msuknya pengaruh islam para guru dinamakan kiyai, sedangkan pondok-pondok tersebut dinamakan pesantren yang artinya adalah tempat para santrin (yaitu orang yang mendalami ajaran-ajaran agama islam). Banyak yang berguru pada para kiyai tersebut untuk mempelajari dan memperdalam ajaran agama islam. Oleh larena kiyai hanya mempunyai satu atau beberapa keahlian saja, maka banyak murid-murid yang belajaran pada beberapa orang kiyai, agar mendapatka pengetahuan yang lebih luas. Tidak ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh seseorang yang hendak belajar pada pesantren tersebut, kecuali bahwa dia sunggu-sunggu ingin belanjar dan memenuhi segala apersyaratan yang ditentukan oleh hukum agama. Kehidupan pasantren di atur sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh kiyai. Diluar pasantren, para mudah-mudih dapat pula memperoleh pendidikan keagamaan, misalnya dimasjid-masjid.
 Ringkasan
5. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat,yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya, nilai – nilai, sikap – sikap dan pola – pola perilaku di antara kelompok – kelompok dalam masyarakat.
6. Bentuk – bentuk perubahan, antara lain:
d. Perubahan lambat dan perubahan cepat
e. Perubahan kecil dan perubahan besar
f. Prrubahan yang dikehendaki(intended change)atau perubahan yang direncanakan(planned chang)dan perubahan yang tidak dikehendaki(unintended change)atau perubahan yang tidak di rencanakan(unplanned change)
7. faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan adalah:
c. sebab yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri:
v) bertambah atau berkurangnya penduduk
vi) penemuan – penemuan baru
vii) pertentangan – pertentangan dalam masyaraka
viii) terjadinya pemberontakan atau revolusi dalam tubuh masyarkat itu sediri
d. sebab – sabab yang berasal dari luar masyarakat:
iv) sebab yang beerasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
v) peperangan dengan negara lain
vi) pengaruh kenudayaan masyarakat lain
8. faktor-faktor yang mempengruhi jalannya proses perubahan adalah:
c. faktor-faktor yang mendorong
10. kontak dengan kebudayaan lain
11. system pendidikan yang maju
12. sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
13. toleransi terhadapperbuatan- perbuatan menyimpang
14. sistem lapisan masyarakat yang terbuka
15. penduduk yang heterogen
16. ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang- bidang kehidupan tertetu
17. orientasi ke muka
18. nilai meningkatkan taraf hidup


d. faktor-faktor yang menghambat
9. kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
10. perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
11. sikap masyarakat yang tradisional
12. adanya kepentingan- kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vesteerestsd int
13. rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
14. prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing
15. hambatan ideologis
16. nilai pasrah













Disusun oleh : kelompok 2
1.Ajuan tuhuteru
2.Risna rumaen

FAKULTAS DA’WAH USHULUDIN
JURUSAN / SEMESTER : KPI / 1

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) AMBON
2010

pendahuluan.
A. latar belakang
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat,yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya, nilai – nilai, sikap – sikap dan pola – pola perilaku di antara kelompok – kelompok dalam masyarakat.
Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Apabila sesorangan mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahuin kearah mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Yang jelas, perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahna itu bergerak pada sesuatun bentuk yang sama sekali baru, namun mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat Indonesian bergerak arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata, pendidikan, dan industrialisasi yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia, merupakan contah dari ke dua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarkat kita. Guna memperoleh gambaran jelas mengenai arah perubahan termaksud, akan diberikan suatu contoh yang diambil dari Social Changges in Yogyakarta.














e. Rumusan masalah
Setiap masyarakat selama hidupnya, pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pulah perubahan-Perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta adapula perubahan- Perubahan yang lambat sekali, namun adapulayang berjalan cepat


f. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pemuda dan perubahan sosial
 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pemuda dan permasalahannya
 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses perubahan sosial
 Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktoer penyebab perubahan sosial
 Mahasiswa dapat mengetahui arah perubahan sosial









DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengatar,Rajawali Pers.jakarta:2003.465 halaman.
Lauer,H. Robert. Sosiologi Perspektif Tentang Perubahan Sosial,









Disusun oleh : kelompok 2
1.Ajuan tuhuteru
2.Risna rumaen

FAKULTAS DA’WAH USHULUDIN
JURUSAN / SEMESTER : KPI / 1

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) AMBON
2010

pendahuluan.
B. latar belakang
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat,yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya, nilai – nilai, sikap – sikap dan pola – pola perilaku di antara kelompok – kelompok dalam masyarakat.
Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Apabila sesorangan mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahuin kearah mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Yang jelas, perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahna itu bergerak pada sesuatun bentuk yang sama sekali baru, namun mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat Indonesian bergerak arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata, pendidikan, dan industrialisasi yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia, merupakan contah dari ke dua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarkat kita. Guna memperoleh gambaran jelas mengenai arah perubahan termaksud, akan diberikan suatu contoh yang diambil dari Social Changges in Yogyakarta.














g. Rumusan masalah
Setiap masyarakat selama hidupnya, pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pulah perubahan-Perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta adapula perubahan- Perubahan yang lambat sekali, namun adapulayang berjalan cepat


h. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pemuda dan perubahan sosial
 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pemuda dan permasalahannya
 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses perubahan sosial
 Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktoer penyebab perubahan sosial
 Mahasiswa dapat mengetahui arah perubahan sosial









DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengatar,Rajawali Pers.jakarta:2003.465 halaman.
Lauer,H. Robert. Sosiologi Perspektif Tentang Perubahan Sosial,