Sabtu, 06 Agustus 2011

AL-QUR’AN DITINGGALKAN, PRAHARA PUN DATANG

Allah subhanaanahu wata’aala berfirman:
“kabarkanlahkepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih,(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan allah.” (Q.S.An-nisaa (4): 138-139)

Banyak orang mengeluh dan meratapi beragam kesulitan yang melilit hidupnya.entah itu kesulitan ekonomi ,masalah rumah tangga,keadaan organisasi atau jamaanya yang terus di terpa isu negative, atau kondisi bangsa yang terpuruk karena dilandak krisis multidimensi.
Beberapa Negara di timur tengga kini mengeluhkan “tsunami” revolusi yang berusaha menumbangkan rezim peguasa-bahkan berhasil memaksa zainal abidin bin ali (Tunisia)dan husni Mubarak (mesir),turun dari tahta kepresidenan.
Namun,pernahkah kita terpikir bahwa semua problematika tersebut sangat erat terkait dengan al-quran.
“Perlakuan Orang Kafir Terhadap Al-quran”
Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw mengadu kepada Rabb-nya, ALLAH swt tentang perlakuan buruk orang-orang musyrik mekah terhadap al-quran.Mereka cuek, tidak peduli dan tidak mau mendegar al-quran sebagai mana firman allah,”dan orang kafir berkata, “ janganlah kamu mendengarkan (bacaan ) al-quran ini dan buatlah ke gaduhan terhadapanya, agar kamu dapat mengalahkan mereka’(qs fushshilat (41);26).
Selain itu, tidak beriman kepada al-qurandan tidak membenarkanya,tidak mendabburi,tidak mengamalkan nilai-nilainya ,tidak melaksanakan perintahnya atau tidak meninggalkan laranganya, adalah termasksud hajru’I quran .
Begitulah perlakuan buruk orang-orang kafir terhadap al-quran .mereka meninggalakan al-quran dengan tidak mau menjalankanya sebagai “ way of life’’,pedoman hidup yang menuntun mereka ke jalan lurus.
“Makna hajru’I qur’an’’
Secara rinci imam ibnu’I qayyim menjelaskan makna dan bentuk hajru’I quran , di antaranya :
1. Tidak mau mendegar al-quran dan tidak mengimani (kebenaran )nya.
2. Tidak mengamalkan al-quran dan tidak melaksanakan kehalalan dan keharaman al-quran meskipun dia rajin membacanya dan mengimaninya.
3. Tidak berhukum kepada al-quran dalam prinsip-prinsip ajaran agama dan cabang-cabangnya , dengan keyakinan bahwa al-quran tidak memberih makna yakin /pasti dan dalil-dalilnya bersifat lafzhi yang tidak menghasilkan ilmu .
4. Tidak mentadabburi la-quran dan tidak berusaha memahami dan mengetahui yang di inginkan oleh allah , sang empunya kalam.]
5. Tidak mau menjadikan al-quran sebagai obat dan tidak mau berobat denganya untuk semua jenis penyakit hati,dengan mencari kesembuhan penyakitnya dari yang lain.



Al-quran di tinggalkan,prahara dating
Dekadensi moral merajalela. Paganisme (penyempahan kepada selain ALLAH,seperti berhala dan sebagainya) menjadi tren masyrakat saat itu .Berbagai bentuk kezaliman mengkultur dan menstruktur. Kemungkaran dan kekejian bak jamur di musim hujan.mereka termarginalkan dalam panggung politik dunia. Walhasil,ketikah al-quran di tinggalakn,prahara pun datang sehingga mereka berada dalam kehidupan jahiliyah – zhulumat (berbagai kegelapan).keadaan akan berubah ketika hidup di bawa naugan al-quran berpegang teguh dengannya.
Allah swt berfirman,”sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari allah, dan kitab yang menerangkan.dengan kitab itulah Allah menujuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan,dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizi-nya,dan menujuki mereka ke jalan yang lurus ,’’(Qs Al-maaidah(5:)15-16)
Jadi, kehidupan individu, rumah tangga dan bangsa jauh dari al-quran pasti akan mendatangkan prahara,membawa kepada kerusakan,kemiskinan,kelemahan,kemuduran dan kehancuran.
Diman-mana yang sering kita dengar lantunan ayat-ayat setan daripada ayat-ayat al-quran generasi mudah muslim lebih banyak mengoleksi lagu dan nyayian dari pada koleksi hafalan ayat-ayat al-quran.
Lihatlah,berapa persen nilai al-quran mewarnai kehidupan rumah tangga kaum muslimin? Berapa banyak masyrakat yang sadar dan yakin akan kebenaran system ekonomi islam non-ribawi yang di tawarkan al-quran ? ada berapa Negara muslim yang mengadopsi ajaran al-quran dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara ?
Jika fenomena hajru’I quran ini mewabah diman-mana,maka bagaiman kita ingin selamat dari prahara? Bagaiman kita mampu menghadirakan rumah tangga yang sakinah,mawaddah warahmah ,jika al-quran merupakan nur (cahaya),rahmat syifaa’(peyembuh),dan huda(petunjuk) ditinggalakn?Bagaimana Negara bias menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur?
Untuk itu , mari kita kembali kepada al-quran ,wahai umata’I quran (umat al-quran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar